Klungkung Juara II Nasional Lomba Fashion Show Wastra Nusantara
SEMARAPURA, NusaBali - Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Dinas Perizinan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPMPTSP) memenangkan juara II lomba fashion show Wastra Nusantara di Senayan, Jakarta, Kamis (11/7).
Lomba ini serangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) tahun 2024. Hadir, Ketua Dekranasda Kabupaten Klungkung Ny Wiryani Jendrika dan Asisten Bupati Luh Ketut Ari Citrawati.
Ny Jendrika mengaku senang Klungkung bisa kembali menjadi juara pada lomba busana pada Apkasi tahun ini. Meskipun belum menjadi yang terbaik namun sudah mengalami peningkatan di mana tahun lalu hanya juara III.
“Selamat kepada sang desainer, semoga produk Cepuk Nusa Penida akan semakin dikenal dan diminati pasar lokal dan regional,” ujar Ny Jendrika. Kadis PPMPTSP Klungkung Made Sudiarkajaya yang juga sebagai desainer busana ini mengatakan, Kabupaten Klungkung menggunakan tema The Royal Secret Of Life Ceremony. Busana yang dikenakan dua pasang model ini memiliki filosofis siklus kehidupan manusia Bali.
Orang Bali diyakini lahir, hidup, mati, dan reinkarnasi. Upacara dari masa anak-anak ke masa remaja yang disebut dengan raja sewala. Setelah remaja memasuki usia dewasa akan melakukan perkawinan. Sedangkan, pada desain yang dikenakan sepasang model lainnya, desain tersebut tentang royal wedding party.
Setelah dua pasang remaja menikah dan menjadi keluarga pada akhirnya akan melahirkan anak dan kembali prosesnya anak-anak menjadi remaja. Hal inilah menjadi siklus kehidupan masyarakat Bali dengan tema The Royal Cycle of Life Ceremony.
Bahan yang digunakan dalam desain ini menggunakan tenun Cepuk Nusa Penida. Bahan pewarnanya menggunakan warna alam sebesar 80%, sementara 20% adalah mix dari bahan kimia. Tiga warna yang digunakan di antaranya merah, hitam, dan putih. “Tiga warna yang mencerminkan warna tridatu. Proses tenun dan pewarnaan selama 1 tahun karena menggunakan warna alam sedangkan proses penjahitan menghabiskan waktu sebulan,” ujar Sudiarkajaya.
Pada desain ini ada 4 gaun yang bisa digunakan untuk acara-acara berstandar internasional di wedding party. Artinya bisa menggunakan gaun yang cukup elegan dan memberikan makna di dalam kehidupan. “Harapan kami selaku desainer juga harus bertanggung jawab terhadap produk lokal, khususnya tenun Cepuk agar bisa bersaing di pasar global dan juga bisa lebih dicintai memasyarakat,” ujarnya. Kriteria lomba yakni bahan dan desain dengan kearifan lokal, aksesoris lokal culture, pengetahuan desain terhadap bahan, make up, hairdo, detail, dan kekuatan jahitan. 7 wan
1
Komentar