Pemuliaan Turunnya Ilmu Pengetahuan
Lontar Museum Gedong Kirtya Diupacarai
SINGARAJA, NusaBali - Ribuan cakep lontar dan buku kuno koleksi Museum Lontar Gedong Kirtya diupacarai saat perayaan Hari Raya Saraswati, Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (13/7).
Upacara ini rutin digelar setiap enam bulan sekali (210 hari,red) sebagai wujud bhakti kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa atas diturunkannya ilmu pengetahuan.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, I Nyoman Wisandika menjelaskan, UPTD Gedong Kirtya rutin menggelar persembahyangan saat Hari Suci Saraswati. Hal ini mengingat museum dengan koleksi lontar dan buku kuno menyimpan banyak ilmu pengetahuan. Museum Gedong Kirtya selama ini menyimpan kurang lebih 3.400 koleksi buku dan 2.064 cakep lontar. Menurut Wisandika, pemuliaan turunnya ilmu pengetahuan ini dirayakan di Gedong Kirtya setiap Hari Raya Saraswati.
Proses persembahyangan kemarin dipimpin pemangku yang diikuti sejumlah pegawai. Hanya beberapa cakep lontar dan buku yang diturunkan secara simbolis untuk diupacarai dengan banten Saraswati. Wisandika pun menyebut tidak ada prosesi khusus dalam upacara tersebut.
“Tidak ada yang khusus. Beberapa lontar dan buku ada yang diturunkan, dibuka, tapi tidak semua. Lontar itu mengandung ilmu pengetahuan juga, jadi sangat pas momennya. Ini juga sebagai rasa bhakti atas turunnya ilmu pengetahuan,” ujar pejabat asal Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng ini.
Wisandika menyebut keberadaan Museum Lontar Gedong Kirtya yang sudah berumur ratusan tahun merupakan museum lontar terlengkap di Bali bahkan Indonesia. Menurut dia, perlu peran seluruh pihak untuk menjaga kelestarian museum. Tidak hanya dari segi perawatan dan penataan oleh pegawai, tetapi juga kunjungan dari masyarakat untuk mengetahui termasuk mencari referensi ilmu yang ingin dipelajari.
Dinas Kebudayaan Buleleng selama ini juga telah bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Buleleng. Terutama dalam urusan promosi destinasi wisata. Museum Lontar Gedong Kirtya masuk sebagai paket city tour Singaraja, sehingga sering dikunjungi wisatawan mancanegara. “Upaya kami mendekatkan museum ini, juga dengan program belajar bersama di museum dan museum masuk sekolah. Jadi generasi muda sebagai pewaris, harus tahu sejak dini tentang lontar,” imbuh Wisandika.k23
Komentar