Koster Sudah Usulkan Kembang-Ipat ke DPP
Rekomendasi Pilkada Diperkirakan Turun Akhir Juli
Ditemui di Denpasar, Sabtu (13/7) malam Kembang Hartawan menyatakan siap mundur dari posisi Caleg DPRD Bali terpilih periode 2024-2029 karena jadi Cabup
NEGARA, NusaBali
Jelang Pilkada Jembrana 2024, kandidat bakal pasangan Calon Bupati-Calon Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) I Made Kembang Hartawan-I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat (Kembang-Ipat), tampak semakin lengket. Pasangan Kembang-Ipat ini pun dipastikan telah resmi diusulkan pihak DPD PDIP Bali untuk mendapat rekomendasi bakal Cabup-Cawabup Jembrana di Pilkada 2024 dari DPP PDIP.
Paket Kembang-Ipat yang sudah hampir pasti akan diusung PDIP di Pilkada Jembrana 2024 ini disampaikan Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster saat acara Sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, di Gedung Mendopo Kesari, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Jembrana, Minggu (14/7). Selain kader maupun simpatisan PDIP, acara yang digelar DPD PDIP Bali ini tampak dihadiri Ipat dan ayahnya Prof Dr drg I Gede Winasa.
Usai memaparkan tentang haluan pembangunan Bali 100 tahun ke depan, Koster yang merupakan Gubernur Bali periode 2018-2023 menyampaikan bahwa haluan pembangunan ini menjadi prinsip pembangunan Kepala Daerah Provinsi Bali dan kabupaten/kota se-Bali. Para calon kepala daerah yang akan maju di Pilkada serentak provinsi dan kabupaten/kota se-Bali juga harus mempunyai visi misi yang sejalan dengan haluan pembangunan Bali 100 tahun ini.
"Jadi pak Dek Kembang sama pak Ipat, mulai dari sekarang siapkan sudah visi misinya. Karena Astungkara rekomendasinya sudah pasti diberikan kepada pasangan ini," ujar Koster yang langsung disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta dalam acara tersebut. Jika sudah resmi berjalan atau mendapat rekomendasi, Koster pun memohon doa restu dan bersama-sama memenangkan paket Kembang-Ipat. Dirinya pun berpesan semua pihak agar berpartisipasi aktif dan solid bergerak dengan meneladani ajaran Bung Karno, yaitu bergotong-royong, banting tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama, amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua.
"Ini prinsip yang harus kita jalankan secara bersama-sama untuk kebaikan Bali di masa yang akan datang. Untuk anak cucu kita sepanjang zaman. Astungkara bisa kita jalankan dengan niat baik," ucap Koster yang juga digadang-gadang akan kembali diusung PDIP sebagai bakal Calon Gubernur (Cagub) pada Pilgub Bali 2024.
Saat diwawancarai usai acara sosialisasi itu, Koster irit bicara. Dia hanya menegaskan bahwa paket Kembang-Ipat sudah diusulkan ke DPP PDIP. "Sudah diproses, tinggal nunggu aja. Sudah, sudah diajukan (ke DPP PDIP)," ujarnya.
Disinggung kapan perkiraan rekomendasi DPP PDIP akan turun? Koster memperkirkan rekomendasi akan keluarkan pada akhir Juli ini. Kemudian mengenai koalisi PDIP dengan beberapa parpol di Bali, dinyatakan masih dalam proses. "Koalisi sedang proses," ucap Koster sembari masuk ke mobilnya.
(Kiri ke kanan) Ipat, Kembang Hartawan, Koster dan Winasa. –IB DIWANGKARA
Sementara sebelumnya pada, Sabtu (13/7) malam I Made Kembang Hartawan terlihat hadir dalam pertandingan tinju ‘No Drama Fight’ di Istana Taman Jepun Denpasar. Wakil Bupati Jembrana periode 2015-2020 yang kini santer dipasangkan dengan I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat sebagai Cabup-Cawabup Jembrana ini tampak menikmati malam pertandingan di area VIP.
Kembang terlihat duduk semeja dengan Ketua Pertina Bali I Made Muliawan Arya (De Gadjah).
Keduanya tampak akrab berbincang sembari menyaksikan duel seru antara petinju PON Bali dengan petinju PON daerah lain, serta penampilan penuh semangat para petinju pemula yang naik ring. Pertemuan ini menarik perhatian karena De Gadjah notabene adalah Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali. Namun, saat dikonfirmasi mengenai pertemuannya dengan De Gadjah, Kembang Hartawan mengelak jika pertemuan tersebut dikaitkan dengan agenda politik menjelang Pilkada 2024. "Mau nonton tinju, kebetulan di Denpasar ada waktu sehingga meluangkan nonton," ujar Kembang.
Dia menegaskan tidak ada hubungan politik dalam pertemuan tersebut, mengingat mereka sudah lama saling mengenal sejak zaman fitness di Ubung. "Kawan lama," tambahnya. Terkait namanya yang direstui mantan Bupati Jembrana, I Gede Winasa, sebagai Cabup Jembrana 2024-2029 berpasangan dengan I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat), Kembang Hartawan merasa bersyukur. "Bersyukur ada tokoh besar legendaris bisa mendukung saya, luar biasa. Lebih penting partai kami memberikan dukungan, sampai saat ini saya masih menunggu rekomendasi partai. Mudah-mudahan saya direkomendasi bersama Ipat. Mohon doanya," harapnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa angan-angan besar untuk membangun Jembrana sudah ada dalam pikirannya, namun perlu diskusi lebih lanjut dengan wakilnya. "Wakil punya ide dan gagasan untuk Jembrana. Supaya nanti memimpin atas pikiran bersama bukan mimpi sendiri," katanya.
Menurut Kembang, kebutuhan dasar masyarakat harus menjadi prioritas utama, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi rakyat demi kesejahteraan masyarakat.
Kembang Hartawan juga menjelaskan bahwa semua partai akan diajak berkomunikasi. "Gerindra partai menengah di Jembrana termasuk solid kita ajak membangun Jembrana," ujarnya.
Dia pun menyatakan siap mundur dari posisi Caleg DPRD Bali terpilih periode 2024-2029 karena maju sebagai Calon Bupati. "Tidak ada protes dari masyarakat, malah saya didorong terus maju," tambah peraih suara terbanyak pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 di Dapil Jembrana pada 14 Februari 2024 lalu.
Kembang sendiri tak menonton total 16 partai yang ditampilkan dalam No Drama Fight yang berakhir pada Minggu dini hari itu. “Saya harus kembali malam ini, karena Minggu pagi Pak Koster (Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster, Red) datang ke Jembrana,” ujarnya sembari bergegas meninggalkan Istana Taman Jepun.
Sementara itu De Gadjah yang dikonfirmasi terpisah soal pertemuannya dengan Kembang Hartawan menyebut sebagai pertemuan biasa antara sahabat lama. "Pak Kembang juga support acara No Drama Fight. Masa kami tolak karena politisi beda pilihan? Anak kecil namanya," ujarnya. Dia menegaskan bahwa pembicaraan mereka normal saja, dan menegaskan tetap memegang komitmen Koalisi Indonesia Maju (KIM). "Begitu pusat memutuskan, saya akan ikuti. Intinya tegak lurus Presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati," katanya. 7 ode, mao
Komentar