nusabali

Lama Vakum, Balian Rilis Album ‘Mind Reader’

  • www.nusabali.com-lama-vakum-balian-rilis-album-mind-reader

Mind Reader terinspirasi oleh kecintaan mereka pada musik dan kegembiraan yang mereka rasakan saat mengarang lagu dan menulis lirik.

DENPASAR, NusaBali 
Setelah beberapa tahun tanpa merilis musik baru, Balian, band rock yang dibentuk pada tahun 2009 di Denpasar, kembali menghadirkan koleksi lagu yang kaya dengan tema dan emosi yang mendalam.

Balian yang terdiri dari Edward Andrews (bass/vokal), Aaron Lawrie (gitar/vokal), dan Gembul Rai (drum/perkusi), merilis EP (Extended Play) atau album mini berjudul ‘Mind Reader’, pada Jumat (12/7).

Mind Reader menyentuh berbagai tema seperti naik turun kehidupan, refleksi diri, pemulihan dari situasi traumatis, ketidakamanan, bertahan hidup, penyembuhan, cinta, kebebasan, kompleksitas dalam hubungan, kesedihan, kehilangan, kegembiraan, dan keseimbangan antara pengkhianatan, kebenaran, dan kejujuran.

"Kami berharap pendengar dapat merasakan ketulusan yang kami masukkan ke dalam musik kami. Kami juga berharap melodi, harmoni, ritme, dan puisi dalam lagu-lagu kami memiliki dampak positif pada hubungan mereka dengan diri sendiri, orang-orang terkasih, dan dunia di sekitar mereka," ujar Edward Andrews. 

Mind Reader terinspirasi oleh kecintaan mereka pada musik dan kegembiraan yang mereka rasakan saat mengarang lagu dan menulis lirik. 

"Kami belum merilis musik baru selama beberapa tahun dan memiliki lagu-lagu yang kami yakini siap untuk dibagikan. Inspirasi utama kami adalah kecintaan kami pada musik dan antusiasme yang kami rasakan saat menciptakan lagu dan menawarkan mereka kepada siapapun yang bersedia mendengarkan," tambah Edward.

Mind Reader diproduksi oleh Deny Surya yang juga memberikan kontribusi perkusi dan menampilkan Dadang SH Pranoto pada lagu ‘Make It True’. EP ini direkam di beberapa lokasi, termasuk Antida Music, Uma Pohon, KubuKu Studio Bali, dan Posko Studio. Proses rekaman yang dilakukan di berbagai tempat ini memberikan warna dan karakter tersendiri pada setiap lagu. Mengenai gaya musik, Mind Reader menggabungkan elemen-elemen dari grunge/rock 90-an. 

"Semua orang akan mendengar suara ini dengan cara mereka sendiri yang unik. Namun, jika harus mengkategorikan koleksi lagu ini dalam gaya yang sudah ada sebelumnya, itu akan paling dekat dengan grunge/rock 90-an. Kami menggunakan instrumen elektrik, menyalakan amplifier dengan keras dan menyuntikkan sebanyak mungkin energi ke dalam apa pun yang akhirnya dimasukkan ke dalam botol dan dikirimkan untuk siapa saja yang bersedia mendengarkan," jelas Aaron Lawrie.

Balian terbentuk pada tahun 2009 setelah sebuah percakapan di acara indie lokal yang berlanjut ke sesi jamming dan sesi kreatif berturut-turut yang akhirnya membentuk band ini. Musik mereka dipengaruhi oleh pahlawan rock dari era 60-an hingga saat ini, namun dengan semangat untuk terus bergerak maju.

"Kami telah berada dalam hibernasi sejak tahun 2020, hanya keluar dari kepompong kami secara sporadis untuk sesi rekaman. Rasanya luar biasa akhirnya memiliki sekumpulan lagu yang kami senangi, yang menandai beberapa kemajuan dari materi sebelumnya. Setiap lagu memiliki sesuatu yang sedikit berbeda untuk ditawarkan," pungkas Aaron Lawrie. 7 a

Komentar