Korban Gigitan Anjing Gila di Batuagung Jadi 10 Orang
Vaksinasi Emergency Rabies
Puskesmas 1 Jembrana
Serum Anti Rabies (SAR)
RSU Negara
Vaksin Anti Rabies (VAR)
NEGARA, NusaBali - Jumlah korban gigitan seekor anjing diduga rabies di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Jembrana, Kamis (18/7), bukan hanya 5 orang. Dari hasil pendataan dari Tim Puskesmas 1 Jembrana, Jumat (19/7), ada 5 warga lainnya juga sempat diserang anjing yang sama sehingga total ada 10 korban.
Sesuai data yang dihimpun NusaBali, 10 korban gigitan anjing gila itu tersebar di 3 banjar, yakni di Banjar Taman, Banjar Sawe, dan Banjar Palungan Batu. Dari 10 korban tersebut, ada 2 korban yang merupakan anak berusia 7 tahun dan 10 tahun.
Seluruh korban gigitan itu pun dipastikan sudah mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR). Luka gigitan yang paling parah dialami salah satu anak yang berusia 7 tahun. Sang anak bersangkutan diketahui mengalami serangan anjing yang cukup serius pada bagian tangan dan bibir sehingga harus mendapat 17 jaritan termasuk Serum Anti Rabies (SAR).
"Ada 10 orang yang digigit. Dari 10 korban, 1 orang ditangani di Puskesmas dengan kondisi luka ringan. Kemudian 9 orang lainnya ditangani di RSU Negara karena keadaaan luka lumayan berat dan semua korban mendapatkan jaritan," ucap Kepala Puskemas 1 Jembrana, drg Ni Ketut Ayu Wardani, Jumat kemarin.
Anjing gila yang menyerang sejumlah warga itu, telah berhasil dilumpuhkan warga bersama Tim Siaga Rabies (Tisira) Desa Batuagung, Kamis (18/7) sore. Dari jajaran Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Jembrana langsung turun mengambil sampel otak dari anjing gila tersebut.
Kemudian pada Jumat kemarin, dari Bidang Keswan-Kesmavet Distanpangan Jembrana juga kembali turun melakukan vaksinasi emergency rabies di Banjar Sawe dan Banjar Palungan Batu. Dari kegiatan vaksinasi emergency itu, petugas berhasil memvaksin 75 ekor hewan penular rabies (HPR).
Kepala Bidang Keswan-Kesmavet Distanpangan Jembrana drh I Wayan Widarsa mengatakan, sampel otak anjing yang terindikasi rabies itu masih akan diuji rabies di Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Meski belum didukung hasil uji lan, pihaknya menduga anjing itu sudah hampir pasti rabies sehingga langsung turun melakukan langkah antisipatif.
"Rasanya 99 persen anjing tersebut positif rabies, karena cukup banyak yang digigit. Apalagi para korban mengaku tidak ada provokasi dan tiba-tiba diserang. Dan dari keterangan warga, anjing itu statusnya juga anjing liar tanpa tuan," ucap Widarsa.
Mengingat ada informasi bahwa anjing gila itu juga sempat berkeliaran di banjar lain, Widarsa mengaku akan memperluas vaksinasi. Bahkan, dirinya menyatakan akan melakukan vaksinasi secara massal se-Desa Batuagung.
"Selanjutkan akan kita kembangkan. Hari Senin (22/7) kita jadwalkan anjing peliharaan di semua banjar di Desa Batuagung agar bisa divaksinasi. Kita targetkan minimal 80 persen populasi HPR dapat kita vaksin," ujar Widarsa.7 ode
Komentar