nusabali

Puluhan SD Negeri di Buleleng Minim Siswa

  • www.nusabali.com-puluhan-sd-negeri-di-buleleng-minim-siswa

Disdikpora Buleleng kini sedang mencari tahu lebih jauh penyebab sekolah minim siswa.

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng mencatat sebanyak 60 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Buleleng minim siswa pada tahun ajaran 2024-2025. Puluhan sekolah itu hanya menerima siswa baru kurang dari 10 orang. Bahkan ada yang sama sekali tidak mendapatkan siswa.

Disdikpora Buleleng setelah tahun ajaran baru 2024-2025 resmi dimulai di pekan pertama, mulai memetakan sekolah dan jumlah siswa yang diterima. Dari total 456 SD Negeri di Buleleng sebagian besar sudah menerima siswa sesuai dengan daya tampung sekolah. Jumlah siswa dalam satu rombelnya sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) berjumlah 28 orang atau bisa dimaksimalkan sampai 32 orang.

Namun ditengah kelancaran distribusi siswa di sekolah yang overload, ada puluhan sekolah yang minim siswa. Puluhan sekolah itu tersebar di 9 kecamatan yang ada di Buleleng. Sebanyak 16 SD di Kecamatan Busungbiu, 12 SD di Kecamatan Sukasada, 10 SD di Kecamatan Banjar, 7 SD di Kecamatan Seririt, 4 SD di Kecamatan Tejakula, 3 SD masing-masing di Kecamatan Kubutambahan dan Sawan serta 2 SD di Kecamatan Gerokgak.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata dihubungi Jumat (18/7) kemarin mengatakan, jumlah sekolah minim siswa tahun ini memang meningkat dari tahun sebelumnya. Dia menyebut Disdikpora Buleleng sedang mencari tahu lebih jauh penyebab sekolah minim siswa.

 “Setiap tahun memang selalu ada, tetapi tahun ini memang ada penambahan. Kemungkinan memang jumlah penduduknya sedikit. Saat ini kami mengarahkan sekolah agar berkomunikasi dengan Kadus (Kepala Dusun) dan Perbekel di wilayahnya untuk mengawal anak usia sekolah didaftarkan di sekolah terdekat,” ucap Surya Bharata.

Seiring dengan koordinasi dengan pihak desa, penjaringan anak usia sekolah tercecer dan memungkinkan didaftarkan di sekolah minim siswa juga akan dibantu Posko Drop Out (DO).

Sementara itu sekolah minim siswa rata-rata memang sudah langganan setiap tahunnya. Sebagian besar lokasi sekolah ada di kawasan jarang penduduk dan daerah pelosok. Di wilayah Kecamatan Busungbiu misalnya, SDN 4 Pucak Sari yang tahun ini sama sekali tidak mendapatkan siswa, SDN 1 Bongancina dengan 5 siswa baru, SDN 2 Bongancina 1 siswa. Begitu juga SDN 5 Ringdikit, Kecamatan Seririt yang hanya mendapatkan 2 orang siswa.  

“Seperti arahan pak Kadis, walaupun minim siswa, sekolah-sekolah ini tidak boleh ditutup atau di regrouping, karena merupakan akses pendidikan satu-satunya di daerah dengan sebaran penduduk jarang. Kalau ditutup, kedepannya akan menimbulkan masalah baru, seperti angka putus sekolah karena akses jauh. Sehingga tetap akan dibuka,” papar Surya Bharata.7 k23

Komentar