nusabali

Pawacakan Wariga Menjawab Peluang Koster, Giri Prasta dan Rai Mantra di Pilgub Bali 2024

  • www.nusabali.com-pawacakan-wariga-menjawab-peluang-koster-giri-prasta-dan-rai-mantra-di-pilgub-bali-2024

GIANYAR, NusaBali.com - Selain modal politik yang kuat, keberhasilan seseorang dalam pertarungan politik juga dapat dilihat dari bawaan kelahiran. Leluhur orang Bali mewariskan ilmu perbintangan yang bisa menjawab rahasia semesta di balik nasib dan takdir seseorang, termasuk seorang pemimpin.

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Bali sudah semakin dekat. Beberapa tokoh digadang-gadang akan berlaga dalam hajatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Nasional 2024 ini. Ada tiga nama yang diperbincangkan, Gubernur Bali 2018-2023 dan Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, dan Walikota Denpasar 2008-2021 IB Rai Dharmawijaya Mantra.

Ilmu perbintangan Bali atau disebut Wariga dapat memberikan gambaran mengenai bawaan kelahiran ketiga pemimpin Bali ini. Dengan Pawacakan Wariga atau membaca hari lahir mereka, akan diketahui sifat seseorang yang dipengaruhi karakter hari kelahiran itu sendiri. Pawacakan Wariga di artikel ini hanya akan menyoroti dua hal yaitu posisi siklus hidup dan karakter.

Dua hal ini mempengaruhi era kesuksesan seseorang dan cara-cara seseorang dalam bertingkah laku. Dua pawacakan ini dilakukan oleh Jero Mangku Made Sudiarta Yasa, 58, seorang ahli Wariga asal Buleleng yang ditemui NusaBali.com dalam gelaran Sastra Saraswati Sewana 2024 di Taman Baca Ubud, Gianyar, Sabtu (20/7/2024).

Berdasarkan hari kelahiran, Koster lahir 62 tahun silam pada 20 Oktober 1962 atau pada Saniscara Wage Tambir. Giri Prasta lahir pada 19 Maret 1972 atau Redite Pahing Sinta, kini berusia 52 tahun. Rai Mantra lahir 57 tahun silam pada 30 April 1967 yakni tepat Redite Pahing Pahang jika dilihat dari saptawara, pancawara, dan wukunya.

"Untuk melihat posisi siklus hidup, saya menggunakan semacam diagram berbentuk astadala. Ini adalah modifikasi dari rerajahan Iti Sang Hyang Kmit Tungguh yang saya beri warna dan keterangan agar mudah digunakan. Saya namai diagram ini 'Perputaran Kehidupan' yang satu putaran itu 40 tahun," jelas Jero Mangku Yasa.


Foto: Diagram ‘Iti Sang Hyang Kmit Tungguh’ atau Perputaran Kehidupan 40 Tahun

Diagram berbentuk astadala atau mirip kompas delapan penjuru mata angin ini adalah rumah dari pancawara. Umanis di atas, Pahing di kanan, Pon di bawah, Wage di kiri, dan Kliwon di tengah. Satu putaran diagram bernilai 40 tahun, setiap kelopak astadala bernilai lima tahun. Meridian kanan dari diagram adalah siklus hidup cerah, sedangkan meridian kiri adalah siklus hidup gelap.


Komentar