nusabali

Pawacakan Wariga Menjawab Peluang Koster, Giri Prasta dan Rai Mantra di Pilgub Bali 2024

  • www.nusabali.com-pawacakan-wariga-menjawab-peluang-koster-giri-prasta-dan-rai-mantra-di-pilgub-bali-2024

GIANYAR, NusaBali.com - Selain modal politik yang kuat, keberhasilan seseorang dalam pertarungan politik juga dapat dilihat dari bawaan kelahiran. Leluhur orang Bali mewariskan ilmu perbintangan yang bisa menjawab rahasia semesta di balik nasib dan takdir seseorang, termasuk seorang pemimpin.

Kata Jero Mangku Yasa, untuk memakai diagram, diperlukan usia dan
pancawara dari orang yang dibaca. Pancawara jadi awal di kelopak mana
hitungan dimulai. Usia akan menjadi patokan berapa jumlah kelopak yang
dilewati hingga menyentuh angka usia. Orang yang usianya di bawah 40
tahun dihitung dari 5 dan dimulai pada kelopak pancawara sesuai
kelahiran.

"Kalau sudah lewat 40 tahun maka dihitung mulai dari
40, terus dihitung searah jarum jam melewati kelopak lain yang
masing-masing kelopak nilainya lima. Dihitung berputar sampai ketemu
usia dari orang yang dibaca," tutur Jero Mangku Yasa.

Koster
berusia 62 dengan pancawara Wage. Maka hitungan dimulai dari kelopak
Wage yang berwarna biru tua di kiri. Hitungan mulai dengan 40 karena
usianya sudah lewat 40 tahun, kemudian 45 di kelopak biru muda, dan
seterusnya. Jika dihitung searah jarum jam, hitungan akan berhenti di
antara kelopak merah dan jingga.

"Seperti yang saya bilang,
meridian kanan adalah siklus kehidupan cerah. Puncaknya ada pada kelopak
warna merah. Kalau dilihat dari hasil hitungan ini, Pak Koster masih di
meridian yang cerah tapi sudah melewati puncaknya," tutur Jero Mangku
Yasa yang mengaku kerap dimintai pawacakan oleh pejabat dan caleg ini.

Dengan
pola yang sama diterapkan ke kelahiran Giri Prasta, Bupati Badung dua
periode ini berakhir di meridian siklus hidup gelap di antara kelopak
kuning dan hijau. Sedangkan, untuk Rai Mantra, hitungannya juga berakhir
di meridian siklus hidup gelap, di antara kelopak hijau dan biru.
Bedanya, Rai Mantra mendekati puncak siklus hidup tergelap jika dilihat
dari diagram ini.


Foto: Jero Mangku Yasa saat membaca pengunjung Sastra Saraswati Sewana 2024

Kata
Jero Mangku Yasa, tidak ada yang salah jika berada di meridian siklus
hidup gelap. Sebab, setiap manusia mengalami naik turun di dalam
kehidupan. Siklus hidup gelap ini dapat dilalui dengan baik jika yang
bersangkutan mulat sarira (mengendalikan diri), tidak berbuat
macam-macam, terlebih di dunia politik. Kerikil kecil pun bisa membuat
mereka terjungkal jika sedang di siklus ini.


Komentar