nusabali

13 Negara Gabung Bali International Choir Festival, Mata Dunia Saksikan Bakat Terbaik Indonesia

  • www.nusabali.com-13-negara-gabung-bali-international-choir-festival-mata-dunia-saksikan-bakat-terbaik-indonesia
  • www.nusabali.com-13-negara-gabung-bali-international-choir-festival-mata-dunia-saksikan-bakat-terbaik-indonesia

MANGUPURA, NusaBali.com - Sebanyak 3.500 lebih penyanyi dari 13 negara di Asia, Oceania, Amerika Utara, dan Eropa berpartisipasi pada gelaran Bali International Choir Festival (BICF) Ke-13 Tahun 2024 yang berlangsung di Denpasar dan Badung selama sepekan sejak Minggu (21/7/2024).

Ribuan solois dan anggota kelompok paduan suara dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Filipina, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Slovenia, Sri Lanka, Thailand, Tiongkok, Vietnam, dan tuan rumah Indonesia berkumpul di Bali untuk berkompetisi, bertukar budaya, dan misi persahabatan.

Direktur Artistik BICF Tommyanto Kandisaputra menuturkan, bakat-bakat tanah air telah banyak menjadi jawara di kompetisi paduan suara internasional. Namun, mereka kurang mendapat apresiasi sepadan di dalam negeri lantaran masih minim kompetisi paduan suara level internasional yang bergengsi di tanah air.

Sejak 2012, Bandung Choral Society melalui BICF jadi pelopor kompetisi panduan suara internasional di tanah air. Selama perjalanan 13 edisi ini, BICF berhasil menjadi panggung untuk bakat seni olah vokal tanah air diapresiasi mata nasional dan internasional di negara sendiri.

"Kekayaan lagu daerah Indonesia luar biasa, kemudian itu dikemas dalam choral arrangement agar dipahami secara internasional. Hal ini menarik telinga orang luar karena melodinya itu sangat unik dan belum pernah mereka dengar," tutur Tommyanto di konferensi pers BICF Ke-13 di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Selasa (23/7/2024).

Di samping kualitas suara, kelompok paduan suara tanah air juga jadi presentasi kekayaan tari dan busana Nusantara. Penampilan yang jauh berbeda dari kebanyakan kelompok paduan suara dunia ini, kata Tommyanto, menempatkan Indonesia di level tinggi kompetisi paduan suara internasional.

Hal ini pun diakui salah satu juri BICF Ke-13 asal Singapura, Dr Darius Lim. Kata pendiri Voices of Singapore ini, BICF telah membawa budaya Indonesia ke dunia internasional. Budaya itu bukan sekadar dari dalam kompetisi tetapi juga pemilihan Bali sebagai perintis BICF yang merupakan salah satu tempat terindah di Asia Tenggara.

"Setelah menjadi juri beberapa tahun terkahir di BICF, saya bisa bilang BICF juga memamerkan bakat-bakat terbaik Indonesia ke dunia. Di mana, kami sebagai juri bisa belajar dan membawanya pulang untuk dinyanyikan kembali sehingga bisa menyebar ke penjuru dunia," kata Dr Lim di konferensi pers BICF Ke-13.

Tommyanto menuturkan, kompetisi di BICF Ke-13 dinilai 18 orang juri dari negara peserta, termasuk Tommyanto sendiri. Juri-juri ini menilai dua jenis kompetisi yaitu Solo Singing Competition dan Choir Competition dengan total belasan kategori berdasarkan umur, jenis musik, dan jenis kelamin.

Selain berkompetisi, BICF Ke-13 juga diisi misi persahabatan dan pertukaran budaya melalui Friendship Concert dan ajang berbagi ilmu antara dewan juri dengan peserta melalui Choir Clinic. Akan ada pula pertunjukan Choir on the Beach, Rabu (24/7/2024) di Discovery Mall Kuta Beach sebelum keseluruhan gelaran ditutup Sabtu (27/7/2024) nanti.

Kompetisi solo atau Solo Singing Competition sendiri telah selesai, Selasa siang di Dharmanegara Alaya, Denpasar. Para pemenang di setiap kategori akan diadu lagi di Grand Prix Round sebelum acara seremonial pembukaan BICF Ke-13 di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Selasa malam.

Pemenang Grand Prix Round, khususnya di lini kompetisi paduan suara atau Choir Competition, berhak mewakili kompetisi paduan suara yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah Provinsi Bali, BNN Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Badung, dan dilindungi Komjen Pol (Purn) Prof Dr Petrus Reinhard Golose ini di level Asia.

Tommyanto yang juga Presiden Bandung Choral Society menjelaskan, peserta BICF Ke-13 ini memang belum sebanyak di tahun 2019 silam yang mencapai 7.000 orang lebih. Namun, Tommyanto percaya, BICF Ke-13 telah mampu memberikan multiplier effect kepada perekonomian Pulau Dewata.

"3.000 orang peserta itu baru penyanyinya saja, belum keluarga dan kerabat yang datang, terutama peserta yang masih anak-anak. Berapa banyak hotel dan katering yang diperlukan untuk mereka tinggal dan makan selama lima hari atau lebih di sini?" kata Tommyanto.

Tommyanto berharap, BICF Ke-13 ini tidak hanya menjadi panggung untuk menampilkan keindahan nyanyian, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat hubungan antarnegara peserta melalui seni dan budaya. Misi ini diterjemahkan dalam pertunjukan musik 'We Are One' hasil kolaborasi Indonesia, Malaysia, dan Sri Lanka.

"Proyek musik We Are One ini paling ditunggu-tunggu karena membawa pesan persatuan dan harmoni melalui musik. Nanti akan ditampilkan saat penutupan," tandas Tommyanto. *rat

Komentar