nusabali

Subak Gede Buahan Gianyar Gelar Ritual Nyelung yang Berlangsung Setiap 10 Tahun Sekali

‘Ratu Jelung’ Diarak 10 Km, Ungkapan Syukur Hasil Pertanian Melimpah

  • www.nusabali.com-subak-gede-buahan-gianyar-gelar-ritual-nyelung-yang-berlangsung-setiap-10-tahun-sekali

Ritual Nyelung diselenggarakan setiap 10 tahun sekali, yakni setiap tahun Masehi berakhiran angka empat, bertepatan dengan piodalan di Pura Pucak Pausan 

GIANYAR, NusaBali
Subak Gede Buahan (Subak Buahan, Subak Susut, Subak Selat dan Subak Tengipis) Desa Adat Pausan, Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar menyelenggarakan Ritual Nyelung pada Budha Paing Landep, Rabu (24/7). Nyelung merupakan ritual mempersembahkan hasil pertanian ke Pura Pucak Pausan, Desa Adat Pausan, Desa Buahan Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar yang diselenggarakan setiap 10 tahun sekali, yakni setiap tahun Masehi berakhiran angka empat, bertepatan dengan dilaksanakannya piodalan di Pura Pucak Pausan yang jatuh setiap Purnama Kasa, dua tahun sekali. 

Nyelung berasal dari kata jelung, berarti sebuah wadah dari anyaman bambu yang besar (sokasi besar) yang digunakan untuk wadah hasil pertanian yang akan dipersembahkan. Upakara yang disebut Ratu Jelung itu diarak oleh krama subak secara estafet dari Pura Puseh Desa Adat Buahan menuju Pura Pucak Pausan yang berjarak sekitar 10 kilometer dengan berjalan kaki.

Pekaseh Subak Tengipis, I Nyoman Rawi mengungkapkan, Ritual Nyelung merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Ida Sanghyang Widhi atas hasil pertanian yang dilimpahkan. Selain itu, Ritual Nyelung merupakan persembahan karena Beliau telah melimpahkan amerta untuk kehidupan warga. "Makna dari Ritual Nyelung ini sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kehadapan Ida Sanghyang Widhi atas hasil pertanian yang dilimpahkan. Harapannya, dengan ritual ini hasil pertanian subak ke depan bertambah baik," ungkapnya.

Rawi menambahkan Ritual Nyelung merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan sejak bertahun-tahun. “Tak jelas kapan mulainya. Kami hanya melanjutkan tradisi yang memang sudah dilaksanakan oleh tetua pendahulu kami. Kami yakini ritual ini memiliki nilai positif bagi krama subak," katanya. Diceritakan Rawi, jelung merupakan sebuah wadah yang di dalamnya berisi berbagai produk pertanian, pala bungkah dan pala gantung, babi, ayam, itik, dan miniatur alat pertanian. Semua itu dilengkapi dengan upakara Banten, dan dihias sedemian rupa sehingga terlihat sakral dan menarik sebagai upakara persembahan.

Jelung diarak dari Pura Puseh Desa Adat Buahan oleh Subak Buahan dan Subak Susut dan diiringi perlengkapan umbul-umbul, tedung, lantaran diiringi tetabuhan gong. Setelah sampai di Balai Banjar Selat pengarak digantikan Krama Subak Selat, sampai di Pertigaan Banjar Tengipis. Lalu digantikan oleh Krama Subak Tengipis sampai di Pura Pucak Pausan.

Sampai di Pura Pucak Pausan, jelung diarak mengelilingi Pura Pucak Pausan sebanyak tiga kali, masing-masing subak satu putaran. Selanjutnya jelung diletakkan pada suatu tempat di utama mandala Pura Pucak Pausan dilanjutkan dilakukan pemujaan untuk persembahan. 7 nvi

Komentar