Tren Impor Menurun, Ekspor Naik Tipis
Kinerja Sektor Perikanan hingga Juni 2024
JAKARTA, NusaBali - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan, impor produk perikanan yang dilakukan Indonesia hingga Juni 2024 tercatat tren menurun. Hal ini menandakan ketergantungan terhadap produk luar negeri mulai bergeser dengan pemanfaatan bahan baku dari dalam negeri.
“Kabar baiknya turun ini (impor) jadi kita sudah mulai banyak substitusi dengan berbagai (bahan) dan saya kira ini cukup menggembirakan ya di sektor perikanan,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut KKP Hendra Yusran Siry dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, seperti dilansir Antara, Rabu.
Hendra mengungkapkan, impor ikan salmon hingga Juni tercatat sebesar 36,55 juta dolar AS atau turun 7,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy).
Impor ikan jenis makarel juga tercatat turun sebesar 63,8 persen dengan nilai 30,13 juta dolar AS, disusul Rajungan turun sebesar 21,6 persen dengan nilai 24,5 juta dolar AS.
Lebih lanjut ikan cod juga mengalami penurunan impor sebesar 10,9 persen dengan nilai 16,42 jua dolar AS, serta tepung ikan yang juga masih diimpor dengan nilai sebesar 21,83 juta dolar AS.
Diakuinya kelima komoditas itu terpaksa masih diimpor karena produk perikanan tersebut belum dapat diganti dengan jenis lain.
Namun, khusus untuk tepung ikan, KKP telah mulai melakukan uji coba untuk memenuhi kebutuhan tepung ikan dalam negeri dengan melakukan uji coba pembuatan tepung ikan di salah satu pabrik di Aceh.
Dengan menurunnya impor produk perikanan dari luar negeri, ia menyambut baik hal ini serta berupaya agar produk perikanan dan kelautan alam negeri dapat dioptimalkan.
Sementara untuk ekspor, KKP mencatat nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada semester I 2024 mencapai 2,71 miliar dolar AS atau meningkat tipis yakni satu persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Ekspor hasil perikanan kita 2,71 miliar dolar AS," ujar Hendra. Adapun negara tujuan ekspor produk perikanan Indonesia pada Januari hingga Juni 2024 didominasi Amerika Serikat dengan nilai 889 juta dolar AS atau turun 7,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Sementara, ekspor produk perikanan ke Tiongkok sebesar 556 juta dolar AS atau meningkat 9 persen, ASEAN 353,93 juta dolar AS atau meningkat 16,5 persen, Jepang 285 juta dolar AS atau menurun 16 persen, dan disusul Eropa sebesar 193,35 juta dolar AS atau meningkat sebesar 18,9 persen.
Capaian pasar ekspor ke Eropa mencatatkan capaian positif, menurut dia, karena telah dilakukan beberapa upaya pendekatan secara diplomasi bilateral dan diplomasi ekonomi sehingga produk perikanan asal Indonesia dapat menembus pasar Eropa yang dikenal memiliki syarat ketat sebagai negara tujuan ekspor.
Ia mengatakan pihaknya akan melakukan negosiasi dengan pemangku kepentingan di Uni Eropa pada Oktober atau September mendatang untuk memastikan produk asal Indonesia terbebas dari hambatan tarif ekspor atau bahkan dapat mencapai nontarif.
Lebih lanjut, soal produk perikanan yang mampu menembus pasar global, Hendra mengatakan komoditas udang masih menjadi produk andalan di pasar Amerika Serikat. Karenanya, KKP hingga kini terus melakukan diplomasi agar produk perikanan Indonesia semakin diterima di negara tujuan ekspor dengan memastikan keamanan dan mutu pangan.
"Sebagai gambaran kita sudah bekerja sama dengan AS untuk memastikan bahkan dalam tingkatan yang lebih detail kita sudah mencoba bekerja sama dengan AS memastikan produk-produk kita masuk ke pasar-pasar AS," ujarnya. 7
Komentar