nusabali

Terkendala SDM, 81 Koperasi di Buleleng Bubar

  • www.nusabali.com-terkendala-sdm-81-koperasi-di-buleleng-bubar

Puluhan koperasi tersebut menginisiasi sendiri pembubaran, karena sudah tidak mampu mengelola dan mengembangkan lembaganya.

SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 81 dari 416 koperasi di Buleleng dinyatakan sudah tidak aktif dan bubar. Penyebabnya klasik, selain karena banyak kredit macet, juga disebabkan Sumber Daya Manusia (SDM) koperasi yang belum bisa mengelola lembaga usaha dengan baik.

Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dagperinkop UKM) Dewa Made Sudiarta, saat puncak HUT ke-77 Koperasi, Jumat (26/7) di Gedung PLUT Kabupaten Buleleng. Puluhan koperasi tersebut menginisiasi sendiri pembubaran, karena sudah tidak mampu mengelola dan mengembangkan lembaganya.

“Salah satunya dinyatakan tidak aktif karena tidak melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT),” kata Sudiarta.

Sebelum membubarkan diri, Sudiarta menyebut, Dinas Dagperinkop UKM sudah melakukan pendampingan dan pembinaan supaya koperasi yang sudah terseok-seok ini bisa bangkit dan memperbaiki pengelolaan lembaga yang kurang sehat. Sayangnya, walaupun sudah dilakukan berbagai upaya, puluhan koperasi tersebut tetap tak bisa bertahan.

Namun di sisi lain, Sudiarta menjelaskan banyak koperasi yang bertumbuh dan berkembang dengan bagus. Sebagai lembaga keuangan, koperasi masih cukup diminati di masyarakat kalangan menengah ke bawah.

“Data kita tiga tahun terakhir, aset koperasi meningkat dari tahun ke tahun. Baik itu volume usaha, jumlah anggota dan karyawan. Terakhir anggota koperasi di Buleleng itu sebanyak 60.000, karyawannya 1.200 orang lebih,” sebut Sudiarta. 

Menurutnya, koperasi saat ini terus berupaya beradaptasi dengan kondisi kekinian. Banyak koperasi yang beralih ke sektor riil. Koperasi yang bergerak di bidang pangan bekerja sama dengan petani dan Perusahan Daerah (PD) Swatantra. 

Ada juga mengembangkan sektor usaha di bidang jasa digital. Seperti transaksi pembayaran listrik, pulsa, pembayaran pajak, transfer antar bank yang seluruhnya menggunakan sistem digital.

Perkembangan terbaru koperasi yang sudah mengadaptasi dengan situasi kekinian, yakni terbentuknya Buleleng Mart yang didirikan oleh 22 koperasi di Buleleng. Mereka bersinergi menyiapkan segala kebutuhan harian masyarakat, termasuk menyerap hasil Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Buleleng. 7 k23

Komentar