nusabali

Perjalanan 13 Tahun Emoni Bali, Fokus pada Pelestarian Gending Rare

  • www.nusabali.com-perjalanan-13-tahun-emoni-bali-fokus-pada-pelestarian-gending-rare

“Kami tidak peduli dengan permintaan pasar, fokus kami adalah memastikan anak-anak tahu tentang gending rare. Ini adalah kampanye kami untuk saat ini”

DENPASAR, NusaBali
Emoni Bali, band yang dikenal masyarakat dengan membawakan gending rare atau lagu anak ini, lahir pada tahun 2013 dan telah memasuki usia ke-13 tahun, hingga kini Emoni tetap konsisten mengusung tema pelestarian lagu-lagu tradisional Bali dengan garapannya yang terkenal seperti lagu ‘Ketut Garing’. 

Vokalis sekaligus gitaris Emoni, Gungde Raka Gunawarman atau yang akrab disapa Gungde Emoni, mengungkapkan, band ini telah menjelajahi dunia musik selama 13 tahun dengan fokus pada pelestarian gending rare atau lagu-lagu anak tradisional Bali. 

Ditemui saat penutupan Rare Bali Festival 2024 pada Rabu (24/7) malam, penampilan Emoni menjadi sangat istimewa karena visi dan misi mereka sejalan dengan tujuan festival yaitu untuk merawat tradisi dalam cipta inovasi untuk generasi muda melalui musik. "Perjalanan kami tidak mudah, dari awal menggunakan alat gender kemudian beralih ke suling dan akhirnya menemukan formula dengan rindik. Kami berusaha melawan arus musik populer pada saat itu dan fokus pada gending rare sejak 2013," ujar Gungde Emoni saat ditemui di Gedung Ksirarnawa, Jalan Nusa Indah, Sumerta Kelod, Denpasar Timur.

Emoni dikenal dengan penggunaan instrumen tradisional Bali yang autentik. "Kami menggunakan alat-alat yang ada, tanpa custom, sehingga semuanya pure seperti rindik dan sejenisnya. Lagu-lagu kami mencerminkan kehidupan sehari-hari di Bali dengan nada-nada yang menyenangkan," ujar Gungde Emoni.

Gungde Emoni juga mengatakan kebanyakan masyarakat Bali masih salah tafsir terkait target pendengar lagu Emoni yang masih dikira utamanya untuk anak-anak. "Kami utamanya ingin menargetkan orang tuanya dulu agar mereka tahu lagu rare dan selalu didengar hingga menjadi kebiasaan lalu mengenalkan lagu-lagu ini kepada anak-anak mereka, awalnya ini akan menjadi tradisi lisan, tapi di zaman ini tradisi ini bisa didigitalisasi, sehingga bisa bertahan ratusan tahun lagi," tuturnya.

Dalam ulang tahun ke-13 ini, Emoni berencana untuk lebih fokus menggarap album berikutnya yang masih berisi gending rare, termasuk karya-karya dari maestro Made Taro. "Menggarap lagu membutuhkan niat, konsep, dan inspirasi yang memerlukan banyak waktu, jadi kami tidak menetapkan target waktu," katanya.

Sebelumnya, Emoni telah merilis empat album, yaitu Harmoni Ada Cinta (2012), Ning Ning Cening 1 (2013), Harmoni Nada Cinta (2016), dan Ning Ning Cening 2 (2020). Dengan beberapa garapan lagu arasement sekitar 28 lagu serta 3 lagu dari maestro Made Taro. Mereka juga memiliki beberapa single yang populer seperti ‘Melayangan’ dan lagu-lagu bertema perayaan seperti Galungan dan Tahun Baru.

Gungde Emoni mengakui bahwa band ini jarang tampil di panggung publik dan lebih sering bermain di acara-acara privat seperti pernikahan. "Walaupun begitu, kami masih tetap berproduksi, meskipun jarang terlihat di panggung publik. Personil band saat ini adalah formasi asli sejak awal dengan tambahan personil baru," tandasnya.

Kedepannya emoni berkomitmen untuk terus menggarap dan menggali lagi gending rare yang bahkan sudah ditinggalkan selama berpuluh-puluh tahun atau berabad-abad lalu melalui dokumen lagu yang masih ada. "Kami akan mencari lagu-lagu rare kuno yang bahkan sudah tidak didengar lagi. Fokus kami adalah melestarikan gending rare dan memastikan anak-anak kami mengenalnya," kata Gungde Emoni.

Dengan fokus pada gending rare, Emoni berharap dapat mengangkat kembali lagu-lagu tradisional Bali yang terlupakan dan memastikan mereka tetap relevan di era modern ini. "Kami tidak peduli dengan permintaan pasar, fokus kami adalah memastikan anak-anak tahu tentang gending rare. Ini adalah kampanye kami untuk saat ini," pungkasnya. 7 cr79

Komentar