Megawati Bahas Manusia Lupa Diri Saat Pidato di Mukernas Partai Perindo
Ketum DPP PDI Perjuangan (PDIP)
Prof.Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri
Mukernas Perindo
Sekjen PDIP
Hasto Kristiyanto
Megawati menjawab bahwa baginya, semua gelar adalah bentuk penghormatan atas pengalaman hidupnya
JAKARTA, NusaBali
Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Prof.Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri hadir dan pidato di Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Inews Tower, Jakarta Pusat, Selasa (30/7). Di akhir pidato, Megawati berbicara soal manusia yang kerap lupa.
Tanpa bermaksud menyindir, Megawati memberikan refleksi soal bagaimana manusia memang mudah lupa diri. Terlebih, belakangan ini Megawati kerap ditanya tentang sikap manusia yang kerap lupa. “Saya ditanya, ibu, manusia itu kok bisa lupa ya? Loh ndak. Benar banyak yang nanya ke saya. Loh namanya juga manusia saya bilang. Kalau namanya nabi (mungkin tidak lupa). Nah tapi terus saya cerita gimana manusia itu memang jadi lupa karena apa? Dia manusia yang dibikin oleh Allah. Nah nabi saja, saya agama Islam, coba tolong ingat, pada agama Islam, Nabi Muhammad ketika dijadikan nabi saja itu kan juga tidak mudah,” beber Megawati.
“Terus, ketika beliau sudah dijadikan nabi, itu saja masih ada perang melawan beliau. Artinya apa? Antara manusia itu, tetap terjadi perbedaan. Padahal kan, kalau sudah nabi itu utusan Allah, menurut saya,” kata Megawati.
Karena manusia kerap pelupa itu pula, menurut Megawati, maka dalam ajaran Islam, ada malaikat yang bertugas melakukan evaluasi dan pencatatan terhadap setiap tindakan manusia. “Apa artinya? Bahwa kita memang selalu sebagai manusia dicoba untuk bisa teguh pada pendirian kita, pada etika kita, pada moral kita, pada nurani kita,” ucap Megawati.
Megawati mengaku, ia mencoba mendalami cerita di Injil umat Kristiani untuk mendalami topik manusia lupa diri itu. Dalam Injil Kristen, ujar Megawati, dikisahkan Yesus memiliki sejumlah sahabat yang ditunjuknya sendiri. Namun ada dari sahabat tersebut yang akhirnya menjadi pengkhianat, yakni Yudas Iskariot. “Jadi, yang Yudas Iskariot itu kok mampu ya sebagai manusia (mengkhianati Yesus)? Loh betul, karena apa?,” kata Megawati.
Megawati menceritakan, bahwa Yudas yang menunjukkan wujud seorang Yesus kepada aparat yang hendak menangkapnya. Saat itu, nama Yesus sudah terkenal, tapi tak semua orang mengenali wujudnya.
“Jadi, waktu itu kalangan pemerintah mau tahu. Nah termakanlah Yudas dengan 11 keping perak, bukannya emas loh. Tapi akhirnya (Yudas) bunuh diri. Iya loh, kalau enggak percaya baca deh sejarahnya. Jangan nanti ibu dibilang ibu nyindir siapa, terus ibu provokator, enggak loh, saya bertanggung jawab loh. Kecuali kalau orang itu juga hanya bohong,” ujar Megawati.
Sebelumnya, ketika memulai pidato, Megawati menceritakan bagaimana ia kerap dianggap perempuan unik. Diceritakan Megawati, Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo sempat berbisik kepada dirinya soal banyaknya gelar akademis yang disematkan ke dirinya. Dari profesor, doktor, dan gelar lainnya. Megawati menjawab bahwa baginya, semua gelar itu adalah bentuk penghormatan atas pengalaman hidupnya, sebagai bukti nyata perwujudan keilmuan. Dan baginya, itu membuktikan bahwa perempuan bisa berprestasi.
“Maka bagi anggota Perindo, terutama perempuan, jangan kalah sama lelaki ya,” kata Megawati. Hal itu, sontak mengundang tepuk tangan serta teriakan riuh dari kader Perindo yang ada di dalam ruangan. “I love you Bu mega,” begitu terdengar teriakan kencang kader perempuan Perindo yang hadir di sana.
Dengan sopan, Megawati berterima kasih karena diberi kesempatan berbicara soal wawasan kebangsaan. Topik itu penting baginya. Karena selain masih bertugas di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Megawati juga ingin mendorong kesadaran warga negara tentang ideologi Pancasila yang disusun oleh para pendiri bangsa. “Saya mohon maaf, karena saya sudah tua sehingga takkan berdiri selama pidato saya ini,” kata Megawati.
Megawati sendiri, tiba di lokasi acara didampingi Sekjen Hasto Kristiyanto serta ditemani Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga dan Staf Khusus Samuel Wattimena. Sedangkan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, ditemani Liliana dan Angela Tanoesoedibjo, serta para petinggi DPP Perindo lainnya, menyambut Megawati. Selain itu, ada 1000 lebih kader utama Perindo dari seluruh Indonesia sudah menanti Megawati.k22
Komentar