nusabali

Bawaslu Petakan 8 Potensi Kerawanan, Pilkada Kota Denpasar 2024

  • www.nusabali.com-bawaslu-petakan-8-potensi-kerawanan-pilkada-kota-denpasar-2024

Dari hasil pemetaan kerawanan tersebut, dapat ditentukan langkah antisipasi yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran pada Pilkada 2024.

Sementara itu, Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan situasi Pilkada Serentak 2024 ini akan lebih rawan daripada kondisi pemilihan presiden atau legislatif.

“Lebih rawan, tren di pilkada lebih rawan, sebab hampir semua tempat kerusuhan itu di pilkada, di pemilu ada satu atau dua kasus tapi di pilkada banyak,” kata dia saat Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024 Wilayah Bali dan Nusa Tenggara di Badung, Selasa kemarin.

Menurut dia kondisi ini terjadi karena pemilih dan peserta atau calon kepala daerah memiliki kedekatan yang lebih, bahkan diwarnai unsur kekeluargaan dalam kompetisi.

Tingkat kerawanan dalam setiap pemilihan kemudian dipetakan oleh Bawaslu RI ke dalam indeks kerawanan pemilu (IKP) yang dibagi dalam empat dimensi. Menurut Bagja yang akan meningkat adalah dimensi kontestasi dan sosial politik.

“Empat dimensi yang kami petakan konteks sosial politik, penyelenggara pemilu, kontestasi, dan partisipasi. Dimensi kontestasi pasti terjadi permasalahan, pasti konteks sosial politik juga meningkat saat pilkada,” ujarnya.

Oleh karena itu menurutnya hal penting seperti anggaran harus tersedia saat tahapan pencalonan, sebab situasi rawan mulai muncul saat itu.

“Sudah diingatkan saat pencalonan kenapa harus anggaran itu ada karena saat itu ada pengerahan massa, teman-teman yang mengawas harus ada anggarannya,” kata dia.

Di wilayah rapat koordinasi sendiri yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, Bawaslu RI mencatat status kerawanan saat Pemilu 2024 rawan sedang.

Bagja menyebut di Bali masih terdapat beberapa wilayah yang rawan meski tak lebih banyak dari NTT dan NTB. Namun itu data Pemilu 2024, sementara di Pilkada Serentak 2024 dia meyakini harus lebih diwaspadai.

“Tidak mungkin tidak ada kejadian karena kabupaten/kota yang paling kita harus waspadai, bukan gubernur. Pemilihan gubernur relatif aman,” ujarnya.

Menurutnya meski saat Pemilu 2024 status Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur rawan sedang, tidak menutup kemungkinan indeks kerawanan pilkada berubah. 7 ant

Komentar