2 Siswa SLB Maju ke Lomba FLS2N Nasional
Ni Putu Reina Iraswari
Ni Kadek Dwi Ariyani wakil Bal
FLS2N dan O2SN
SLBN 1 Karangasem
SLB (Sekolah Luar Biasa)
O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional)
FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional)
AMLAPURA, NusaBali - Dua siswa SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri 1 Karangasem maju ke FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) dan O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) tingkat nasional, di Jakarta, 19 - 25 Agustus. Dia anak ini akan mewakili Bali.
Mereka yakni, siswa kelas III/A (tuna netra) Ni Putu Reina Iraswari di nomor nyanyi solo FLS2N dan siswa kelas IV Tuna Grahita Ni Kadek Dwi Ariyani juara nomor bocce O2SN.
"Keduanya sudah dipersiapkan, untuk mengikuti lomba tingkat nasional," jelas Kasek SLBN 1 Karangasem Mudi Dwikora Hesti di ruang kerjanya, Lingkungan Telaga Mas, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Rabu (31/7).
Ni Putu Reina Iraswari, siswi asal Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat, yang bercita-cita jadi penyanyi terkenal, mengaku telah berlatih intensif untuk menjadi juara nasional. Reina Iraswari mengalami gangguan penglihatan karena lahir premature dengan umur kandungan 6 bulan. Kondisi itu mengakibatkan saraf retina mata belum tersambung secara baik hingga tidak bisa melihat.
Meski demikian dia bersemangat untuk menang dalam lomba. Latihannya hanya dengan cara mendengar dan daya ingatannya pun sangat tajam. Hasil pendengarannya itulah langsung dipraktikkan. Bertindak sebagai guru pembina Dian Isnadhatul Laili, guru seni musik yang selama ini mendampingi.
Setelah diberitahu hadiahnya jauh lebih banyak dibandingkan hadiah saat lomba di tingkat Provinsi Bali, siswi kelahiran 15 Maret 2013 ini terkejut. "Wah, banyak ya," ucap putri sulung dari 2 bersaudara pasangan I Wayan Gede Suarjana dan Ni Nyoman Ani Sutarmi, ini.
Sebab saat meraih juara di Provinsi Bali, dia meraih hadiah uang pembinaan Rp 2,5 juta, selain trofi dan piagam. Nominal hadiah itu sama dengan yang diterima, Ni Kadek Dwi Ariyani. "Tetapi hadiahnya belum saya terima," katanya tersipu.
Mudi Dwikorahesti menjelaskan peluang untuk juara di tingkat nasional, dari nomor permainan bocce sangat terbuka. Cara bermainnya dengan melempar bola. Saat bermain, setiap pemain mendapatkan 8 bola, masing-masing 4 bola biru dan 4 bola merah, dilempar satu persatu agar mampu mendekati sasaran bola putih atau bola palina. Olahraga itu khusus untuk anak-anak menderita tuna grahita, yang terganggu di bagian pendengaran, bermain di arena ukuran 18 meter x 3,5 meter. "Olahraga bocce sangat penting untuk anak tuna grahita, mampu merangsang saraf tubuh dan motorik tubuhnya," jelasnya.
Membina anak-anak berkebutuhan khusus katanya tidak mudah, mesti sabar, dan penuh perhatian. "Buktinya mampu berprestasi di tingkat Provinsi Bali, nantinya bersaing dengan lawan-lawannya berasal dari 38 provinsi se-Indonesia," katanya.
Siswi Ni Kadek Dwi Ariyani, yang berasal dari Banjar/Desa Ababi, Kecamatan Abang, juga berlatih intensif jelang keberangkatan ke Jakarta. Apalagi telah didukung fasilitas berupa bola dan lapangan, dengan harapan meraih hasil optimal.7k16
1
Komentar