Puri Satria Kawan Gelar Prosesi Ngaben Massal di Desa Paksebali
SEMARAPURA, NusaBali.com - Puncak karya ngaben massal di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, berlangsung pada Buda Paing Landep, Rabu (24/7/2024). Prosesi yang berlangsung di setra (kuburan) desa ini diikuti oleh 10 banjar serta sejumlah puri, termasuk Puri Satria Kawan, Puri Delod Pasar, Puri Akah, dan Puri Satria Kaleran. Total ada 56 sawa (jenazah) yang diaben dalam kegiatan ini, yang merupakan bagian dari upacara Pitra Yadnya.
Anak Agung Gede Oka Astika, selaku Manggala Karya Palebon, menjelaskan bahwa persiapan untuk acara ini dimulai sejak satu bulan sebelumnya. "Kami telah menyiapkan berbagai kebutuhan upacara, seperti pembuatan ancak, menjahit banten, membuat geruga (tempat sesajen), dan mempersiapkan sarana prasarana lainnya," ujar Gede Oka Astika.
Karya ngaben massal ini melibatkan berbagai soroh (klan) seperti Satria, Satria Pradewa, Pungakan, Pre Gusti, Pasek, Kebon Tubuh, Tangkas Kori Agung, dan Dukuh Arya Belog. Prosesi ini rutin dilaksanakan setiap lima tahun sekali sebagai bentuk meringankan beban krama (warga) yang tidak mampu mengadakan upacara ngaben pribadi.
"Kami ingin membantu warga yang memiliki sawa dengan meringankan beban mereka, serta menerapkan Pitra Yadnya sebagai wujud bhakti kepada orang tua yang telah meninggal," jelas Gede Oka Astika.
Ia juga menekankan pentingnya gotong royong dalam menyelenggarakan acara ini, yang diharapkan dapat mempererat kebersamaan tanpa memandang kasta.
Uniknya, ngaben massal kali ini menampilkan beberapa petulangan (sarana simbolik untuk mengantar roh), termasuk lembu hitam, singa, dan gajah mina, yang menambah khidmat suasana. Keramaian pun terjadi di Desa Paksebali, yang dipenuhi oleh masyarakat yang turut berpartisipasi dalam prosesi ini.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menyatukan berbagai wangsa tanpa membandingkan kasta atau derajat. Kami ingin menciptakan kebersamaan dari kegiatan ini, dengan menjalankan yadnya yang memberikan nilai baik secara sakala dan niskala," ungkap Gede Oka Astika.
Dengan demikian, ngaben massal ini tidak hanya sebagai penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat.
Setelah prosesi ngaben, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan macaru (upacara pembersihan) pada 27 Juli 2024, sebagai penutup dari rangkaian upacara Pitra Yadnya tersebut. *m03
Komentar