Event Tembakau dan Vape di Surabaya Tuai Penolakan
DENPASAR, NusaBali - Jaringan Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau secara tegas menolak pelaksanaan World Tobacco Asia dan World Vape Show yang dijadwalkan berlangsung di Surabaya pada 9-10 Oktober 2024.
Event tersebut dinilai bertentangan dengan semangat perlindungan kesehatan masyarakat yang diusung dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 sebagai aturan turunan dari Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.
Dr Ayu Swandewi PhD, Ketua Udayana Center for NCDs for Tobacco Control and Lung Health (Udayana CENTRAL), mengkritik keras acara tersebut. "World Tobacco Asia dan World Vape Show merupakan pameran yang mempromosikan berbagai inovasi baru dalam industri rokok dan rokok elektrik. Acara ini sangat kontraproduktif dengan upaya pengendalian perilaku merokok di Indonesia," ujarnya.
Ayu Swandewi juga menekankan bahwa kegiatan tersebut melanggar Peraturan Daerah Kota Surabaya tentang Kawasan Tanpa Rokok dan tidak sesuai dengan status Surabaya sebagai Kota Layak Anak. "Udayana CENTRAL secara tegas menolak kegiatan ini dan telah mengirim surat penolakan kepada berbagai pihak, termasuk Presiden, Kemenparekraf, Kemendag, Kemenkumham, Kemenkes, Gubernur Jawa Timur, dan Walikota Surabaya," tambahnya.
Sebelumnya dalam Konferensi Pers terkait disahkannya PP Nomor 28 Tahun 2024 yang dilakukan secara daring pada Jumat (2/8), Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi juga mengecam rencana pelaksanaan acara ini. "Kedua acara tersebut dinilai dapat mereduksi upaya perlindungan hak kesehatan anak, sejalan dengan upaya Surabaya untuk menjadi Kota Layak Anak paripurna tahun 2024," tegasnya.
Tokoh yang akrab disapa Kak Seto ini menambahkan bahwa Surabaya telah meraih gelar Kota Layak Anak sebanyak enam kali, sehingga acara ini akan merusak reputasi dan komitmen kota tersebut.
Dr Mukhaer Pakkana, Senior Adviser Center of Human Economic Development Institute Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, mengingatkan bahwa pameran seperti World Tobacco Asia dapat meningkatkan ketergantungan ekonomi pada industri tembakau. "Pameran seperti WTA (World Tobacco Asia) dapat mendukung ketergantungan ekonomi pada industri tembakau, yang bisa menjadi masalah ketika negara atau daerah berusaha untuk mengurangi konsumsi tembakau untuk meningkatkan kesehatan masyarakat," pungkasnya.
Sementara itu Dr Emma Rachmawati Dra MKes, Wakil Ketua 4 Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah, juga menyatakan keprihatinannya. "Kami mendukung perlindungan anak-anak dan remaja agar tidak terpengaruh oleh eksposur lingkungan yang negatif sejak dini, terutama dari industri yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan," ujarnya.
Emma mengharapkan agar semua pihak turut mengawasi penerapan peraturan di lapangan dan mencegah pelanggaran seperti penyelenggaraan World Tobacco Asia di Surabaya mendatang. 7mao
1
Komentar