Musim Panen, Harga Bulung Sangu Merosot
Harga rumput laut, khususnya rumput laut, khususnya rumput yang lumrah disebut bulung sangu di kalangan nelayan di Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan (Densel) merosot.
DENPASAR, NusaBali
Harga perkilogram untuk bulung yang sudah kering dan putih Rp 20.000. Sedang masih setengah kering, warnanya hijau Rp 15.000 per kilogram.
Sedangkan harga sebelumnya, baik bulung putih maupun yang hijau di atas Rp 20.000 dan Rp 15.000. Merosotnya harga bulung sangu, karena ‘panen raya’. Maksudnya Agustus hingga September nanti merupakan merupakan puncak tumbuhnya bulung sangu di perairan Serangan dan sekitarnya serta daerah lain.
I Wayan Netra, seorang petani rumput laut di Serangan mengatakan karena memang musimnya itulah harga bulung menurun. Penurunan harganya lumayan, rata- rata Rp 5.000 setiap kilogram. “Ya memang stok sekarang kan cukup banyak,” ujar Netra, Minggu (13/8).
Kata Netra,untuk mendapatkan bulung sangu sekarang jelas lebih gampang ketika musim paceklik. Seperti yang dialami Netra. Untuk dapatkan 25 kilogram bulung, Netra hanya perlu 2 jam berada di perairan memetik bulung. “Kalau sampai setengah hari seperti teman lain, jelas lebih banyak dapat bulung,” lanjut Netra yang juga nelayan, khusus berburu ikan hias.
Meskipun sedang ‘panen’ puncak, namun para pedagang atau suplier bulung sangu di Serangan, masih juga mendatangkan bulung sejenis dari luar. Terutama dari Jawa Timur. Tujuannya mengantisipasi persediaan saat musim sepi bulung tiba, sekitar 2 bulan ke depan. Bulung sangu dipesan para pengepul bulung. Umumnya kiriman dilakukan lewat ekspedisi darat,dengan truk dan diturunkan di kawasan sekitar terminal Ubung, Denpasar.
Pasokan mesti tetap terjaga karena konsumen atau penikmat bulung harus mendapat pelayanan. “Terutama untuk rujak bulung kuah pindang yang pedas khas,” ujar Netra. Dan tentu saja untuk menjaga siklus perekonomian warga sekitar, yang berkaitan dengan ‘bisnis’ bulung. *k17
1
Komentar