nusabali

Program Museum Masuk Sekolah Merambah ke SMP

  • www.nusabali.com-program-museum-masuk-sekolah-merambah-ke-smp

SINGARAJA, NusaBali - Sasaran program museum masuk sekolah UPT Gedong Kirtya Dinas Kebudayaan Buleleng, tahun ini diperluas ke satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Siswa delapan SMP di Kecamatan Buleleng, dikenalkan tentang keberadaan museum Gedong Kirtya dan juga belajar nyurat lontar (menulis di daun lontar).
 
Museum masuk sekolah merupakan agenda rutin setiap tahunnya oleh UPT Gedong Kirtya Buleleng. Hanya saja sasarannya adalah sekolah dasar di Buleleng. Tahun ini program museum masuk sekolah sudah menyasar 18 SD yang dilakukan sejak Maret lalu. Program ini digelar untuk memastikan fungsi museum sebagai fungsi perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan berjalan maksimal.
 
Kepala UPT Gedong Kirtya Buleleng Dewa Agung Susilawati, Senin (5/8) kemarin mengatakan, perluasan program museum masuk sekolah awali di Kecamatan Buleleng. Ada 8 SMP yang akan disasar sampai 4 hari kedepan. Hari pertama pengenalan museum menyasar siswa SMPN 2 Singaraja.
 
“Kemarin kita lakukan di jenjang SD karena ingin menanamkan pengetahuan sejak dini kepada anak-anak didik tentang keberadaan museum lontar kita di Buleleng. Untuk SMP baru tahun ini, harapannya ke depan bisa menyentuh semua satuan pendidikan di Buleleng,” terang Susilawati.
 
Hal ini disebutnya sangat penting. Mengingat belum semua siswa dan masyarakat Buleleng yang mengetahui keberadaan Museum Lontar Gedong Kirtya, yang memiliki koleksi ribuan lontar. Museum ini menyimpan berbagai ilmu yang dapat dijadikan referensi untuk proses pembelajaran dan perkuliahan serta penelitian.
 
“Kami ingin setelah ini lebih banyak yang mengenal dan mau berkunjung ke Gedong Kirtya, museum warisan budaya luar biasa. Roadshow ini untuk lebih mendekatkan apa yang kita punya (museum lontar) kepada generasi muda,” imbuh dia.
 
Sementara itu, dalam kesempatan itu juga diberikan materi tentang cara nyurat lontar, oleh staf Gedong Kirtya. Meski pembelajaran yang diberikan hanya dasar saja, tetapi diharapkan dapat memberikan pengalaman menggoreskan pengutik (pisau kecil) di daun lontar. Sosialisasi ini juga sebagai awal persiapan siswa mengikuti lomba-lomba pelestarian bahasa dan aksara Bali yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.7 k23

Komentar