ODGJ Rusak Rumah Dinas Sekda Buleleng
Depresi, Calon Presiden Idola Kalah di Pilpres
SINGARAJA, NusaBali - Pintu pagar depan rumah jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng di jalan Kamboja, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dirusak warga.
Perusakan properti milik Pemkab Buleleng yang belum ditempati itu, terjadi karena pelaku diduga mengalami depresi berat dan mengarah ke Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Peristiwa perusakan terjadi pada Rabu (7/8) pukul 14.00 Wita. Lambertus, 55, warga yang beralamat di Jalan Tunjung, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, mengamuk membabi buta. Pintu pagar depan rumah dinas itu dihantam mengguankan pot bunga beton hingga berlubang. Warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut langsung melapor kepada Satpol PP Buleleng.
Kepala Satpol PP Buleleng I Gede Arya Suardana dihubungi Kamis (8/8) kemarin mengatakan, pelaku memang tinggal di sekitar lokasi kejadian. Lambertus langsung diamankan dan diperiksakan ke RSUD Giri Emas hingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli, Kamis (8/8) dini hari.
“Kami amankan karena selain melakukan perusakan, informasi dari warga sekitar juga ada pengancaman, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Hasil koordinasi dengan keluarga, yang bersangkutan disebut mengalami depresi sejak empat bulan terakhir,” terang Arya Suardana.
Diduga penyebab pelaku depresi, karena calon presiden yang didukungnya kalah dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Februari 2024 lalu. “Dulu pernah menjadi pegawai honor di instansi pemerintah, terakhir kata keluarga sempat jadi tim sukses atau simpatisan saat Pilpres, karena mungkin kecewa calonnya kalah jadi depresi,” imbuh Suardana.
Setelah diamankan seizin keluarga, Lambertus akhirnya dibawa ke RSUD Giri Emas untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan menyatakan Lambertus harus ditangani di RSJ Bangli. Didampingi keluarga dan Dinas Sosial, Lambertus akhirnya dirujuk ke RSJ Bangli pada Kamis (8/8) dini hari.
Kepala Dinas Sosial Buleleng, Putu Kariaman Putra dikonfirmasi terpisah mengatakan, penanganan ke RSJ Bangli diputuskan setelah ada hasil pemeriksaan dari rumah sakit. Gejala dan tindakan yang dilakukannya dinilai beresiko mengganggu kenyamanan orang lain, sehingga memerlukan penanganan khsusus.
“Dari beberapa tahapan dan prosedur penanganan yang telah kami lakukan bersama, sempat kembalikan dengan keluarga juga, harapannya bisa disadarkan keluarga. Tetapi dari hasil pemeriksaan sepakat untuk mendapat penanganan dan pengobatan khusus di Bangli,” papar Kariaman.7 k23
Komentar