nusabali

KONI Hadapi Kesulitan Akomodasi Non Kampus di Aceh

Bali Akan Sewa Rumah Warga

  • www.nusabali.com-koni-hadapi-kesulitan-akomodasi-non-kampus-di-aceh

Kelihatan pelaksanaan PON kali ini, seperti pepatah ‘nafsu besar tenaga kurang’. Keinginan melaksanakan PON sangat tinggi, tetapi fasilitas ternyata sangat terbatas, khususnya di Aceh.

DENPASAR, NusaBali
Sejumlah pengurus KONI daerah mengeluhkan, peserta non-kampus (non atlet) dalam PON Aceh dan Sumatera Utara 2024 kesulitan mendapatkan hotel di sekitar venue. Khususnya di Aceh, hotel sangat terbatas, sehingga banyak yang mencari rumah penduduk untuk disewa selama PON berlangsung.

Sekretaris Umum KONI Bali, I Nyoman Yamadiputra tidak memungkiri kondisi tersebut. Dia mengatakan, di Sumatra Utara masih mendingan, karena Sumatera Utara masih banyak hotel dapat dipakai untuk official dan peserta PON. 

"Di Aceh untuk Sekretariat KONI sementara saja, kami belum dapat. Rombongan wartawan asal Bali yang akan meliput PON 2024 terpaksa disewakan rumah penduduk dengan harga kamar cukup mahal," ungkap Yamadiputra, yang mengaku melakukan survey di lokasi PON Aceh dan Sumut.

Menurut Yamadiputra, rumah penduduk per kamar dipatok Rp 850.000 sampai Rp1.000.000, yang menggunakan AC. Kamar tanpa AC Rp 525.000 sampai Rp 750.000 per kamar tiap hari. Hanya kamar saja tanpa sarapan pagi seperti di hotel. 

"Itu pun harus ditempati 2-3 orang setiap kamar dengan kamar mandi di luar," kata Yamadiputra.

Yamadiputra mengatakan, dirinya sudah beberapa kali ke Aceh dan menggelar rapat untuk mempersiapkan penginapan kontingen Bali. Dia juga tidak memungkiri kalau di daerah Aceh memang sudah ada apa yang disebut Atlet Village (rencana bangunan tempat penginapan atlet). Namun dirinya meragukan akan siap pakai saat PON berlangsung, karena hingga kini masih dilakukan pengerjaan. 

"Sejauh ini lokasi Atlet Village itu masih belum rampung dikerjakan," tutur Yamadiputra. 

Sementara itu, Ketua Umum KONI Buleleng Ketut Wiratmaja mengatakan, tidak keberatan menginap di rumah penduduk atau warga setempat selama melakukan monitoring dan evaluasi (monev) PON 2024. Hal serupa juga diamini Ketua Umum KONI Badung. 

"Kalau hotel tidak ada, bagaimana lagi. Ya menginap di rumah warga saja," kata Wiratmaja.

Bahkan, Ketua Umum KONI Badung Made Nariana juga berseloroh kalau kelihatan pelaksanaan PON kali ini, seperti pepatah nafsu besar tenaga kurang. Keinginan melaksanakan PON sangat tinggi, tetapi fasilitas ternyata sangat terbatas, khususnya di Aceh.

Namun Nariana menyadari, bagaimana pun PON tersebut harus tetap sukses, sehingga apa pun kekurangannya harus dimaklumi. "Kami hanya berharap ini berjalan dan meraih yang terbaik nantinya," tutup Nariana.dar

Komentar