Anggota Dewan ‘Anyar’ Belum Terima Pakaian
Dadap Sudiasa Tuding Sebagai Pelantikan Terburuk
NEGARA, NusaBali - Sebanyak 35 Caleg DPRD Kabupaten Jembrana terpilih periode 2024-2029 telah resmi dilantik, Selasa (13/8) kemarin. Namun acara pelantikan kali ini dituding menjadi yang terburuk sepanjang sejarah di DPRD Jembrana. Pasalnya, hingga hari pelantikan, wakil rakyat ‘anyar’ ini belum dapat jatah pakaian dan atribut sebagai anggota dewan.
Anggota DPRD Jembrana I Nyoman Dadap Sudiasa saat ditemui usai acara pelantikan, Selasa. Anggota Fraksi PDIP ini menyebut persiapan acara pelantikan anggota DPRD Kabupaten Jembrana periode 2024-2029 ini tidak beres. Dirinya melihat tidak ada persiapan yang matang sehingga jadwal kegiatan molor.
“Kesannya negatif sekali. Pertama dari segi disiplin, terutama masalah waktu. Kemarin (Senin, red) waktu gladi, jadwal mulai jam 7 pagi tapi baru mulai siang. Terus pelantikan tadi (kemarin) juga agak mundur karena persiapan kurang pas,” ujar politisi asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana ini.
Kedua, sambung Dadap Sudiasa, pakaian dan atribut untuk pelantikan juga belum disiapkan. Padahal anggaran untuk pengadaan seluruh pakaian hingga Pin Emas yang berhak diterima masing-masing anggota dewan itu sudah ada. Karena belum disiapkan, para anggota dewan incumbent menggunakan pakaian sipil lengkap (PSL) dan Pin Emas yang lama.
Kemudian untuk dewan pendatang baru atau new comer yang belum punya PSL, kata Dadap Sudiasa, terpaksa harus mendadak membeli ataupun menjahit pakaian dengan uang pribadi. Termasuk untuk Pin yang dipakai para new comer adalah Pin Emas imitasi. “Kalau dulu sudah dibagikan untuk Pin dan pakaian. Nah yang anggota baru mereka pakai Pin imitasi,” ujar Dadap Sudiasa.
Dadap Sudiasa yang sudah tiga kali terpilih sebagai anggota DPRD Jembrana (2014-2019, 2019-2024, dan 2024-2029) ini pun mengaku malu dengan para dewan new comer. “Yang jelas bagi saya ini pelantikan terburuk sepanjang sejarah di Jembrana,” ucap Dadap Sudiasa.
Sekretaris DPRD Jembrana I Komang Suparta saat dikonfirmasi Selasa kemarin, mengaku sudah berupaya maksimal mempersiapkan acara pelantikan dewan. Menurutnya, pakaian dan atribut untuk dewan, belum bisa diadakan karena keterbatasan anggaran. Pakaian yang sudah dibagikan beberapa waktu lalu baru pakaian adat. “Pakaian-pakaian lainya masih dalam proses. Sudah dianggarkan semua di Perubahan (APBD) tahun ini,” kilah Suparta.
Suparta menyatakan bahwa pakaian ataupun atribut dewan itu tidak mesti diberikan sebelum pelantikan. Secara aturan, Suparta menegaskan bahwa hak-hak itu diterima setelah resmi menjadi dewan. Sementara caleg terpilih baru resmi diambil sumpah jabatan Selasa kemarin. “Mekanismenya seperti itu. Tapi yang penting sudah dilantik. Kemarin hak-haknya juga kan tidak pernah dikurangi. Setelah dilantik kita sudah siapkan anggaran sesuai hak-haknya,” jelas Suparta.
Menurut Suparta, dirinya berusaha melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai mekanisme atau aturan yang benar. Dia mengaku sudah sempat dilakukan beberapa kali proses lelang atau tender untuk pengadaan Pin Emas, namun selalu gagal. Masalahnya idak ada rekanan ataupun perajin yang berani menjamin berat ataupun kadar emas di tiap Pin akan benar-benar seragam sesuai spesifikasi yang ditentukan.
“Kami lihat di daerah-daerah lain juga sama. Tidak ada yang berani menjamin kalau setiap Pin beratnya akan sama. Beberapa perajin menyatakan sudah hampir pasti akan ada yang kurang atau lebih nol koma sekian gram. Itu juga masih menjadi kendala, namun nanti tetap kita upayakan bisa diadakan,” ujar Suparta yang menyiapkan anggaran Rp 8 juta untuk pengadaan Pin Emas masing-masing dewan. ode
Komentar