Harga Babi di Bangli Kian Melambung
BANGLI, NusaBali - Harga babi potong di tingkat peternak kian meroket dan saat ini tembus hingga harga Rp 50.000/kilogram. Hanya saja, tidak semua peternak bisa menikmati lantaran masih dihantui kekhawatiran serangan penyakit ASF yang belum ada obatnya.
Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Kabupaten Bangli Sang Putu Adil mengatakan kenaikan harga babi mulai terjadi sejak sebulan terakhir. Kenaikan terjadi secara bertahap. Awalnya di harga Rp 40.000, naik menjadi Rp 42.000 dan terus naik bertahap sehingga sekarang berkisar Rp 48.500 - Rp 50.000 per kilogram.
"Harga babi saat ini sedang tinggi. Kemarin teman-teman beli di harga Rp 48.500 per kilogram, bahkan ada Rp 50.000 per kilogram," ungkap, Senin (19/8).
Lanjut Sang Putu Adil, harga terjadi terutama disebabkan stock sedikit. Sementara permintaan dari luar juga banyak. Jika sebelumnya pengiriman hanya Jakarta saja, sekarang berkembang ke Kalimantan dan Sulawesi.
Selain karena pengiriman keluar meningkat, saat ini karena musim upacara seperti pernikahan dan ngaben juga turut mempengaruhi.
"Sementara populasi babi memang sedikit saat ini, karena penyakit ASF belum bisa juga diatasi," bebernya. Karena itu, meski harga tinggi, tidak semua peternak bisa merasakan untung," ujarnya.
Tingginya harga babi saat ini akan cenderung bertahan. Terlebih menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. "Sesuai pengalaman saya sebelum-sebelumnya, saat Galungan justru harga turun akibat peternak menjual bersamaan saat itu. Tapi untuk sekarang, kemungkinan harganya masih bisa bertahan," sambungnya.
Di sisi lain, para peternak masih dihantui ketakutan akan serangan penyakit ASF yang memang belum ada obatnya. 7esa
1
Komentar