Bkraf: Denpasar Pelopor Teknologi Blockchain Tanah Air
DENPASAR, NusaBali.com - Kota Denpasar percaya diri menyebut diri sebagai pelopor teknologi blockchain di Bali bahkan tanah air. Sejak akhir 2019, teknologi lama yang baru muncul ke permukaan ini mulai diraba-raba pemangku kepentingan di ibukota Pulau Dewata.
Teknologi era Web3 ini mungkin sudah lumrah di kalangan pelaku startup dan digital nomad di wilayah Badung. Mengingat, startup berbasis teknologi digital yang digawangi talenta global kebanyakan bersarang pada daerah pariwisata di Badung.
Namun, Denpasar bisa dibilang sebagai pelopor teknologi blockchain di mana pemerintah juga jadi bagian di dalamnya. Pemerintah dan sektor swasta berada di satu wadah yang saling menguntungkan jika teknologi Web3 ini benar-benar diadopsi penuh di masa depan.
Pelopor teknologi blockchain pemerintah yang mewadahi swasta di Denpasar ditandai dengan diresmikannya Bali Blockchain Center (BBC) di Dharmanegara Alaya (DNA) Creative Hub pada 2021. BBC menjadi laboratorium pengembangan blockchain yang dimotori putra-putri daerah.
"Semoga saya tidak salah, bahkan di Indonesia, Denpasar yang lebih awal mempelopori (laboratorium blockchain) ini. Daerah-daerah lain baru tahun ini mulai, dan beberapa juga studi banding ke BBC, ada juga dari luar negeri," kata Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif (Bkraf) Denpasar I Putu 'Lengkong' Yuliartha, Selasa (20/8/2024).
Ditemui di sela Bali Blockchain Summit (BBS) 2024 di DNA Denpasar yang diinisiasi BBC, Lengkong menuturkan, adopsi teknologi di dalam pemerintahan memang belum banyak. Hal ini dipengaruhi dengan dinamika birokrasi dan regulasi.
Oleh karena itu, BBC menggandeng startup lokal dan bekerja sama dengan pemain global guna pengembangan teknologi blockchain di bidang pemerintahan. Ketika suatu saat ke depan terbuka lebar adopsi blockchain ke dalam pemerintahan, maka teknologinya sudah siap dan matang.
"Sekarang kami sedang mengembangkan IDCHAIN dengan PANDI dan Peruri, bagaimana data digital itu terproteksi dengan teknologi blockchain. Juga, MediBloc untuk mengembangkan desentralisasi data kesehatan yang dikontrol pemilik data," imbuh Lengkong.
Di luar kerja sama dengan ekosistem blockchain yang sudah ada, kata Lengkong, Denpasar sendiri juga sedang mengembangkan sistem blockchain untuk perlindungan produk kreatif dan kebudayaan. Teknologi ini melindungi kekayaan intelektual dari hulu ke hilir dan berpeluang diintegrasikan ke proyek merek kolektif unBALIvable.
Di samping itu, BCC Denpasar juga melahirkan startup Mandala Chain yang Oktober nanti bakal terbang ke Silicon Valley untuk World Startup Cup. Juli lalu, Mandala Chain menjuarai World Startup Cup Bali dan berhak mewakili Denpasar, Bali, dan Indonesia ke Silicon Valley, California, AS.
"Kalau implementasi blockchain di (pemerintahan) Denpasar memang masih sedikit. Tapi, teknologinya sudah siap, dikembangkan putra-putri daerah, tinggal sekarang mau diimplementasikan seperti apa," ungkap Lengkong.
Sementara itu, Walikota Denpasar IGN Jaya Negara menegaskan, meski implementasi blockchain secara masif belum dilakukan, potensinya sangat besar. Blockchain, kata dia, mendukung transparansi pemerintahan dengan prinsip desentralisasinya dan sifatnya sebagai model arsip masa depan.
"Blockchain bukan saja teknologi masa kini yang bisa mencegah korupsi, menguatkan inklusivitas ekonomi, dan perkembangan digitalisasi, tapi juga fondasi Denpasar maju dan Indonesia Emas 2045," kata Jaya Negara dalam pidato yang dibacakan Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa saat membuka BBS 2024.
Jaya Negara juga mengajak inovator muda di Denpasar untuk menjadikan Kota Denpasar sebagai yang tercepat dalam inovasi. Dan, teknologi blockchain adalah salah satu wahananya seiring dengan dunia yang bersiap-siap memasuki era Web3. *rat
Namun, Denpasar bisa dibilang sebagai pelopor teknologi blockchain di mana pemerintah juga jadi bagian di dalamnya. Pemerintah dan sektor swasta berada di satu wadah yang saling menguntungkan jika teknologi Web3 ini benar-benar diadopsi penuh di masa depan.
Pelopor teknologi blockchain pemerintah yang mewadahi swasta di Denpasar ditandai dengan diresmikannya Bali Blockchain Center (BBC) di Dharmanegara Alaya (DNA) Creative Hub pada 2021. BBC menjadi laboratorium pengembangan blockchain yang dimotori putra-putri daerah.
"Semoga saya tidak salah, bahkan di Indonesia, Denpasar yang lebih awal mempelopori (laboratorium blockchain) ini. Daerah-daerah lain baru tahun ini mulai, dan beberapa juga studi banding ke BBC, ada juga dari luar negeri," kata Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif (Bkraf) Denpasar I Putu 'Lengkong' Yuliartha, Selasa (20/8/2024).
Ditemui di sela Bali Blockchain Summit (BBS) 2024 di DNA Denpasar yang diinisiasi BBC, Lengkong menuturkan, adopsi teknologi di dalam pemerintahan memang belum banyak. Hal ini dipengaruhi dengan dinamika birokrasi dan regulasi.
Oleh karena itu, BBC menggandeng startup lokal dan bekerja sama dengan pemain global guna pengembangan teknologi blockchain di bidang pemerintahan. Ketika suatu saat ke depan terbuka lebar adopsi blockchain ke dalam pemerintahan, maka teknologinya sudah siap dan matang.
"Sekarang kami sedang mengembangkan IDCHAIN dengan PANDI dan Peruri, bagaimana data digital itu terproteksi dengan teknologi blockchain. Juga, MediBloc untuk mengembangkan desentralisasi data kesehatan yang dikontrol pemilik data," imbuh Lengkong.
Di luar kerja sama dengan ekosistem blockchain yang sudah ada, kata Lengkong, Denpasar sendiri juga sedang mengembangkan sistem blockchain untuk perlindungan produk kreatif dan kebudayaan. Teknologi ini melindungi kekayaan intelektual dari hulu ke hilir dan berpeluang diintegrasikan ke proyek merek kolektif unBALIvable.
Di samping itu, BCC Denpasar juga melahirkan startup Mandala Chain yang Oktober nanti bakal terbang ke Silicon Valley untuk World Startup Cup. Juli lalu, Mandala Chain menjuarai World Startup Cup Bali dan berhak mewakili Denpasar, Bali, dan Indonesia ke Silicon Valley, California, AS.
"Kalau implementasi blockchain di (pemerintahan) Denpasar memang masih sedikit. Tapi, teknologinya sudah siap, dikembangkan putra-putri daerah, tinggal sekarang mau diimplementasikan seperti apa," ungkap Lengkong.
Sementara itu, Walikota Denpasar IGN Jaya Negara menegaskan, meski implementasi blockchain secara masif belum dilakukan, potensinya sangat besar. Blockchain, kata dia, mendukung transparansi pemerintahan dengan prinsip desentralisasinya dan sifatnya sebagai model arsip masa depan.
"Blockchain bukan saja teknologi masa kini yang bisa mencegah korupsi, menguatkan inklusivitas ekonomi, dan perkembangan digitalisasi, tapi juga fondasi Denpasar maju dan Indonesia Emas 2045," kata Jaya Negara dalam pidato yang dibacakan Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa saat membuka BBS 2024.
Jaya Negara juga mengajak inovator muda di Denpasar untuk menjadikan Kota Denpasar sebagai yang tercepat dalam inovasi. Dan, teknologi blockchain adalah salah satu wahananya seiring dengan dunia yang bersiap-siap memasuki era Web3. *rat
1
Komentar