Puluhan Tahun Bertahan di 'Bedeng Proyek', Kertha Wisesa Bangkit dengan Padepokan Pencak Silat Megah
MANGUPURA, NusaBali.com - Perguruan Pencak Silat (PPS) Kertha Wisesa adalah organisasi seni bela diri pencak silat bersejarah di Bali. Namun, mereka belum pernah memiliki fasilitas layak. Hanya 'bedeng proyek' di bilangan Kuta Utara, Badung yang jadi dapur organisasi.
Padahal, Kertha Wisesa memiliki sejarah panjang dan berandil pada era perjuangan kemerdekaan RI di tanah Bali. Eka Sentosa Setiti Tentara Indonesia (ESSTI) adalah rahim yang melahirkan perguruan pencak silat berlambang trisula-cakra bernuansa kuning ini.
"Secara resmi, ESSTI didirikan 2 Oktober 1950 oleh seorang veteran pejuang, I Made Regog Gunung asal Celagigendong, Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat," tutur Pembina Yayasan Kertha Wisesa I Made Arka ketika ditemui di Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Badung, Kamis (22/8/2024).
Seiring perkembangan organisasi di era kemerdekaan, ESSTI berubah nama dan melahirkan PPS Kertha Wisesa pada 16 Mei 1973 silam. Sejak kala itu, Kertha Wisesa berkembang ke penjuru Bali dan dibawa juga oleh warga Bali yang transmigrasi ke wilayah lain di tanah air.
Akhirnya, karena perkembangan itu terbentuklah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPS Kertha Wisesa yang berkedudukan di Bali. Ini terpisah dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang mewilayahi Provinsi Bali saja.
"Sayangnya memang selama ini kami belum pernah memiliki fasilitas latihan dan menjalankan roda organisasi yang memadai," beber Arka yang juga Ketua Harian PPS Kertha Wisesa periode 2002-2007.
Jelang akhir kepemimpinannya sebagai Ketua Harian PPS Kertha Wisesa, Gubernur Dewa Made Beratha memberikan perhatian dengan menghibahkan aset Pemprov Bali yakni tanah seluas 10 are di Banjar Gadon, Kerobokan Kaja. Tanah itu dibangun fasilitas sederhana yang kini sudah reyot.
"Tahun 2022, Bapak Wayan Koster yang waktu itu masih Gubernur Bali pernah berkunjung ke sini, pas hujan, becek. Di situlah beliau bilang tempat ini seperti bedeng proyek," ungkap Arka.
Meski terkesan mengejek dengan sebutan bedeng proyek, Arka menjelaskan bahwa itu bentuk perhatian Koster. Sebab, setelah itu Pemprov Bali menghibahkan tanah 10 are lagi di wilayah yang sama dan membangun padepokan seluas 20 are dengan nilai proyek Rp 2,8 miliar yang telah terealisasi.
Sampai saat ini, Koster menjadi Penasihat Utama PPS Kertha Wisesa. Di mana, Bupati Badung saat ini I Nyoman Giri Prasta juga menjadi Anggota Dewan Penasihat khususnya di DPD PPS Kertha Wisesa Wilayah Bali.
Nantinya setelah padepokan rampung, berbagai fasilitas yang mendukung proses latihan, kejuaraan, dan profesionalisme organisasi bakal tersedia. Hal ini diharapkan mendukung pelestarian seni bela diri pencak silat dan mendongkrak pembinaan atlet dan pendekar Bali secara rohani dan jasmani.
"Nah, sejak 2021, Yayasan Kertha Wisesa yang menaungi PPS Kertha Wisesa telah berbadan hukum dengan SK Kemenkumham. Dan, mulai Desember 2023, DPP dipimpin AA Ngurah Gde Widiada (Puri Peguyangan) dan DPD Wilayah Bali dipimpin AA Ngurah Damar Negara (Puri Pemecutan)," tandas Arka.
Kata Arka, Pembina PPS Kertha Wisesa memiliki kewenangan memberhentikan dan mengangkat dewan pimpinan yang sah. Hal ini disebut sesuai AD/ART organisasi, yang mana pasca berbadan hukum tahun 2021, AD/ART yang disusun 2004 lalu telah selesai direvisi Kamis ini dan mengikat seluruh anggota perguruan. *rat
"Secara resmi, ESSTI didirikan 2 Oktober 1950 oleh seorang veteran pejuang, I Made Regog Gunung asal Celagigendong, Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat," tutur Pembina Yayasan Kertha Wisesa I Made Arka ketika ditemui di Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Badung, Kamis (22/8/2024).
Seiring perkembangan organisasi di era kemerdekaan, ESSTI berubah nama dan melahirkan PPS Kertha Wisesa pada 16 Mei 1973 silam. Sejak kala itu, Kertha Wisesa berkembang ke penjuru Bali dan dibawa juga oleh warga Bali yang transmigrasi ke wilayah lain di tanah air.
Akhirnya, karena perkembangan itu terbentuklah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPS Kertha Wisesa yang berkedudukan di Bali. Ini terpisah dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang mewilayahi Provinsi Bali saja.
"Sayangnya memang selama ini kami belum pernah memiliki fasilitas latihan dan menjalankan roda organisasi yang memadai," beber Arka yang juga Ketua Harian PPS Kertha Wisesa periode 2002-2007.
Jelang akhir kepemimpinannya sebagai Ketua Harian PPS Kertha Wisesa, Gubernur Dewa Made Beratha memberikan perhatian dengan menghibahkan aset Pemprov Bali yakni tanah seluas 10 are di Banjar Gadon, Kerobokan Kaja. Tanah itu dibangun fasilitas sederhana yang kini sudah reyot.
"Tahun 2022, Bapak Wayan Koster yang waktu itu masih Gubernur Bali pernah berkunjung ke sini, pas hujan, becek. Di situlah beliau bilang tempat ini seperti bedeng proyek," ungkap Arka.
Meski terkesan mengejek dengan sebutan bedeng proyek, Arka menjelaskan bahwa itu bentuk perhatian Koster. Sebab, setelah itu Pemprov Bali menghibahkan tanah 10 are lagi di wilayah yang sama dan membangun padepokan seluas 20 are dengan nilai proyek Rp 2,8 miliar yang telah terealisasi.
Sampai saat ini, Koster menjadi Penasihat Utama PPS Kertha Wisesa. Di mana, Bupati Badung saat ini I Nyoman Giri Prasta juga menjadi Anggota Dewan Penasihat khususnya di DPD PPS Kertha Wisesa Wilayah Bali.
Nantinya setelah padepokan rampung, berbagai fasilitas yang mendukung proses latihan, kejuaraan, dan profesionalisme organisasi bakal tersedia. Hal ini diharapkan mendukung pelestarian seni bela diri pencak silat dan mendongkrak pembinaan atlet dan pendekar Bali secara rohani dan jasmani.
"Nah, sejak 2021, Yayasan Kertha Wisesa yang menaungi PPS Kertha Wisesa telah berbadan hukum dengan SK Kemenkumham. Dan, mulai Desember 2023, DPP dipimpin AA Ngurah Gde Widiada (Puri Peguyangan) dan DPD Wilayah Bali dipimpin AA Ngurah Damar Negara (Puri Pemecutan)," tandas Arka.
Kata Arka, Pembina PPS Kertha Wisesa memiliki kewenangan memberhentikan dan mengangkat dewan pimpinan yang sah. Hal ini disebut sesuai AD/ART organisasi, yang mana pasca berbadan hukum tahun 2021, AD/ART yang disusun 2004 lalu telah selesai direvisi Kamis ini dan mengikat seluruh anggota perguruan. *rat
1
Komentar