Disperindag Sikapi Isu Garam Bercampur Serpihan Kristal
Isu garam dalam kemasan bercampur serpihan kristal mirip tawas, merebak di Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Buleleng pun sudah membahas isu tersebut. “Barusan kami selesai menggelar rapat dengan tim khusus guna membahas beredarnya isu garam palsu tercampur bongkahan kristal mirip tawas,” ungkap Kepala Disperindag Buleleng, Ketut Suparto di ruang kerjanya, Selasa (15/8).
Isu garam kemasan bercampur serpihan kristal merebak di media sosial (Medsos) Facebook. Isu itu kemudian berkembang ke masyarakat hingga pedagang di sejumlah pasar tradisionil, resah. Masyarakat pun cemas mengkonsumi garam dalam kemasan. “Sajaan ade uyah misi kristal, jeg tawah-tawah deen gumine jani. (benar ada garam berisi serpihak kristal, kok aneh-aneh sekali jagat ini),” ujar seorang pedagang klontong di Pasar Banyuasri, Buleleng.
Kepala Disperindag Suparto mengaku, belum ada laporan resmi dari masyarakat mengenai adanya temuan garam kemasan diduga palsu itu. Namun pihaknya tetap menyikapi isu yang berkembang di medsos tersebut. Dari rapat tersebut, tim khusus yang disiapkan segera akan turun ke pasar tradisionil maupun pasar modern mengecek perkembangan isu tersebut. ”Kami akan memantau kebenaran adanya garam kemasan bercampur kristal diduga tawas. Ya, nanti tim kami akan turun ke pasar-pasar memantau dan mengecek serta mengambil sampel berbagai merk kemasan garam,” ujarnya.
Pihaknya dalam waktu dekat secepatnya akan berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar. Tujuannya, memastikan layak tidaknya garam kemasan yang beredar di sejumlah pasar, dikonsumsi oleh masyarakat.
Kepala Balai BPOM Denpasar Endang Widowati saat dihubungi melalui telepon tak menyanggah terkait beredarnya isu garam kemasan diduga bercampur dengan bongkahan kristal mirip tawas atau kaca. Namun, dari hasil sejumlah investigasi tim BPOM di sejumlah pasar modern dan pasar tradisional juga group ibu-ibu, pihaknya belum menemukan adanya garam kemasan diduga bercampur bongkahan kristal mirip tawas atau kaca.
Widowati meminta masyarakat agar tidak terlalu panik adanya isu garam mengandung kaca. Hanya saja warga khususnya ibu-ibu rumah tangga lebih selektif, dan waspada serta berhati-hati saat membeli garam beryodium di pasaran. “Sementara ini, garam kemasan yang beredar di pasar, baik itu pasar tradisional dan modern di Bali aman. Ya, di Bali kami pastikan aman,” ungkapnya.
BPOM Denpasar berharap masyarakat yang menemukan kejanggalan dalam kemasan garam, segera melaporkan agar hal tersebut secepatnya bisa ditindaklanjuti. *k19
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Buleleng pun sudah membahas isu tersebut. “Barusan kami selesai menggelar rapat dengan tim khusus guna membahas beredarnya isu garam palsu tercampur bongkahan kristal mirip tawas,” ungkap Kepala Disperindag Buleleng, Ketut Suparto di ruang kerjanya, Selasa (15/8).
Isu garam kemasan bercampur serpihan kristal merebak di media sosial (Medsos) Facebook. Isu itu kemudian berkembang ke masyarakat hingga pedagang di sejumlah pasar tradisionil, resah. Masyarakat pun cemas mengkonsumi garam dalam kemasan. “Sajaan ade uyah misi kristal, jeg tawah-tawah deen gumine jani. (benar ada garam berisi serpihak kristal, kok aneh-aneh sekali jagat ini),” ujar seorang pedagang klontong di Pasar Banyuasri, Buleleng.
Kepala Disperindag Suparto mengaku, belum ada laporan resmi dari masyarakat mengenai adanya temuan garam kemasan diduga palsu itu. Namun pihaknya tetap menyikapi isu yang berkembang di medsos tersebut. Dari rapat tersebut, tim khusus yang disiapkan segera akan turun ke pasar tradisionil maupun pasar modern mengecek perkembangan isu tersebut. ”Kami akan memantau kebenaran adanya garam kemasan bercampur kristal diduga tawas. Ya, nanti tim kami akan turun ke pasar-pasar memantau dan mengecek serta mengambil sampel berbagai merk kemasan garam,” ujarnya.
Pihaknya dalam waktu dekat secepatnya akan berkoordinasi dengan pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar. Tujuannya, memastikan layak tidaknya garam kemasan yang beredar di sejumlah pasar, dikonsumsi oleh masyarakat.
Kepala Balai BPOM Denpasar Endang Widowati saat dihubungi melalui telepon tak menyanggah terkait beredarnya isu garam kemasan diduga bercampur dengan bongkahan kristal mirip tawas atau kaca. Namun, dari hasil sejumlah investigasi tim BPOM di sejumlah pasar modern dan pasar tradisional juga group ibu-ibu, pihaknya belum menemukan adanya garam kemasan diduga bercampur bongkahan kristal mirip tawas atau kaca.
Widowati meminta masyarakat agar tidak terlalu panik adanya isu garam mengandung kaca. Hanya saja warga khususnya ibu-ibu rumah tangga lebih selektif, dan waspada serta berhati-hati saat membeli garam beryodium di pasaran. “Sementara ini, garam kemasan yang beredar di pasar, baik itu pasar tradisional dan modern di Bali aman. Ya, di Bali kami pastikan aman,” ungkapnya.
BPOM Denpasar berharap masyarakat yang menemukan kejanggalan dalam kemasan garam, segera melaporkan agar hal tersebut secepatnya bisa ditindaklanjuti. *k19
Komentar