Taman Ayun Barong Festival Kembali Digelar, Para Superstar Bakal Unjuk Kebolehan Mapang Barong
MANGUPURA, NusaBali - Puri Ageng Mengwi melalui Sanggar Mangu Sancaya kembali menggelar Taman Ayun Barong Festival Regeneration and Superstar 2024 di kawasan Pura Taman Ayun, Kecamatan Mengwi, Badung 23-24 Agustus 2024.
Setidaknya 15 superstar pemapang Barong (penari barong) yang sudah juara tiga kali berturut-turut bakal tampil dengan pemapang barong yang merupakan generasi baru.
Panglingsir Puri Ageng Mengwi Anak Agung Gde Agung dalam keterangan pers di Puri Mengwi, Kamis (22/8) siang mengatakan, Festival Barong kembali terlaksana setelah sempat jeda selama dua kali karena Pandemi Covid-19. “Festival kali ini digelar yang ke-8. Kita ingin Festival Barong dan juga Makendang Tunggal ini bisa terus berlanjut untuk melestarikan adat dan budaya Bali terutama kesenian Barong,” ujar Gde Agung.
Bupati Badung dua periode ini mengatakan, festival kali ini rencananya dibuka Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa ini bakal menampilkan 15 superstar alias para jawara yang sudah juara sebanyak 3 kali dalam mapang (menarikan) Barong. Sementara untuk peserta yang merupakan generasi pendatang baru sudah terdaftar 20 peserta.
Bahkan, lanjut Gde Agung, antusias peserta luar biasa dalam festival kali ini. “Saking banyaknya jumlah pendaftar ada anak-anak yang sampai nangis ingin tampil, akhirnya kita beri kesempatan juga. Kami tidak menolak anak-anak yang mau tampil. Hanya saja anak-anak ini akan tampil dengan Barong Buntut,” ujarnya.
Menurut Gde Agung, festival kali ini ada perbedaan dari sebelumnya. Terutama dalam penilaian. Kalau sebelumnya penilaian dilakukan terhadap penampilan penari dengan tukang kendang yang satu tim. Kali ini tidak dinilai berdasarkan tim. “Misalnya penari Barong asal Sukawati, sementara tukang kendangnya dari daerah lain. Di sini tantangannya luar biasa. Bagaimana mereka yang bukan satu tim bisa tampil apik dan serasi, kan tingkat kesulitannya tinggi itu. Berbeda kalau antara penari dan tukang kendang satu tim, itu sudah hal biasa, nggak dinilai lagi itu. Jadi tantangan tukang kendang adalah harus serasi dengan penampilan Barong,” jelasnya.
Selain penilaian mapang Barong dan kendang, yang akan dilombakan adalah Penari Bojog (monyet) dengan inovasi tersendiri. Kemudian ada juga penampilan Penari Tedung (paying). “Barong dan Tedung tidak bisa dipisahkan, karena saat tampil mereka satu kesatuan,” kata Gde Agung didampingi Ketua Sanggar Mangu Sancaya I Putu Gede Pratama Putra yang merupakan pelaksana kegiatan Festival Barong dari tahun ke tahun.
Selain penilaian penampilan peserta dalam mapang Barong dan Makendang, waktu tampil juga akan dinilai tim juri yang melibatkan maestro Prof Dr Wayan Dibia dan Maestro Kendang Wayan Widia. “Ketepatan waktu selama 25 menit yang dinilai. Kurang dari 25 menit atau lebih dari 25 menit bisa didiskualifikasi,” Gde Agung.
Gde Agung berharap festival ini akan menopang sektor pariwisata Bali sebagai pertunjukan seni yang berkualitas. Apalagi kawasan Taman Ayun dan Barong masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia. “Festival Barong akan masuk sebagai kalender kegiatan pariwisata,” ujar tokoh yang sudah lekat dengan kesenian Barong sejak masih anak-anak ini. 7 nat
1
Komentar