IKIP Saraswati Tabanan Bedah 2 Buku Penghargaan Gerip Maurip
Peluncuran Buku
Gerip Maurip
IKIP Saraswati Tabanan
I Made Sugianto
Komunitas Suara Saking Bali
I Putu Supartika
TABANAN, NusaBali - Dua buku peraih Penghargaan Gerip Maurip diluncurkan dan dibahas di IKIP Saraswati Tabanan, Kamis (22/8). Kegiatan tersebut serangkaian pameran karya-karya penting dalam sastra Bali Modern.
Dua buku yang dibedah adalah Ngetelang Getih Kaang Putih oleh Ni Putu Ayu Suaningsih, Buku ini merupakan kumpulan cerpen berbahasa Bali. Satu lagi, Kidung Rasmi Sancaya oleh Putu Wahya Santosa, sebuah kumpulan puisi Bali modern.
Penghargaan Gerip Maurip ini diselenggarakan oleh Penerbit Pustaka Ekspresi dan Komunitas Suara Saking Bali, dikoordinasikan oleh I Made Sugianto yang Perbekel Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan.
Ni Made Ari Dwijayanthi, yang membedah buku cerpen, mengungkapkan bahwa Ngetelang Getih Kaang Putih menyajikan nuansa khas Nusa Penida. "Jadi di dalam cerpen ini pembaca akan menemukan elemen bahasa dan setting yang sangat khas dari Nusa Penida, meskipun tidak sepenuhnya menggunakan bahasa lokal," ujarnya.
Kemudian Wayan Esa Bhaskara, yang membedah buku puisi, menyampaikan apresiasinya terhadap Kidung Rasmi Sancaya. “Puisi Wahya Santosa tidak hanya menyuguhkan keindahan Bahasa. Tetapi juga menunjukkan bahwa seorang guru bahasa Bali mampu menciptakan karya sastra yang luar biasa,” tuturnya.
Ni Putu Ayu Suaningsih, penulis Ngetelang Getih Kaang Putih, berkomitmen untuk terus mengeksplorasi bahasa Nusa Penida dalam karya-karyanya ke depan. “Meski saya lahir dan besar di Denpasar, saya merasa terpanggil untuk menggali dan mengangkat kekayaan budaya Nusa Penida,” tuturnya.
I Made Sugianto dari Pustaka Ekspresi menjelaskan, Penghargaan Gerip Maurip telah ada sejak 2017 dan telah berkembang menjadi acara yang menampilkan enam juara dalam kategori puisi dan prosa. "Setiap tahun, karya-karya yang terlibat selalu menghadirkan inovasi dan kreativitas," katanya.
Ketua Komunitas Suara Saking Bali I Putu Supartika menekankan pentingnya acara ini dalam memajukan sastra Bali modern. “Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, kami berharap sastra Bali modern dapat lebih dikenal dan mendapatkan pembaca yang lebih luas,” ujarnya.
Acara ini mendapat apresiasi dari Wakil Rektor I IKIP Saraswati Tabanan I Nyoman Suaka. Dia menilai acara ini memberikan dampak positif bagi perkembangan sastra di kampusnya. "Mahasiswa mendapatkan kesempatan berharga untuk memahami lebih dalam tentang kritik sastra melalui acara ini,” tegasnya.7des
Komentar