Harga Properti Hunian Meningkat
Skema pembiayaan dominan 80 persen melalui skema KPR
DENPASAR, NusaBali
Bank Indonesia Provinsi Bali mengindikasikan harga properti residensial atau rumah hunian di pasar primer yaitu harga pada saat pertama kali rumah diperjual-belikan mengalami peningkatan. Sedangkan skema pembiayaan dominan 80 persen melalui skema KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
Hal tersebut berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Provinsi Bali. Peningkatan harga properti residensial tercermin dari perkembangan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan II 2024 sebesar 104,27. Sekaligus mengikuti harga properti komersial yang sebelumnya juga meningkat harganya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali (KPwBI Bali) Erwin Soeriadimadja menyampaikan Kamis (22/8). “Pertumbuhan IHPR tahunan pada triwulan II sebesar 1,86% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan dengan IHPR triwulan sebelumnya sebesar 103,81,” jelasnya.
Pertumbuhan IHPR terutama didorong kenaikan harga di 3 (tiga) tipe properti yaitu kecil (luas bangunan ≤36 m2 ), menengah (luas bangunan antara 36 m2 sampai dengan 70 m2 ) dan besar (luas bangunan >70 m2 ) yang masing-masing meningkat sebesar 1,73% (yoy); 2,36% (yoy); dan 1,70% (yoy).
“Pertumbuhan IHPR pada triwulan II 2024 mayoritas dipengaruhi kenaikan harga bangunan,” terang Erwin Soeriadimadja. Meskipun penjualan properti residensial terus tumbuh, namun terdapat sejumlah faktor yang menghambat pengembangan maupun penjualan properti residensial primer di Bali. Faktor penghambat tersebut antara lain uang muka rumah (DP), masalah perizinan, suku bunga KPR dan kenaikan harga bangunan.
Selain itu, Survei Harga Perumahan Residensial (SHPS) juga menunjukan pembiayaan pembangunan properti residensial di Bali terutama bersumber dari dana perbankan sebesar 44% dan dana sendiri (developer) sebesar 47% serta sisanya berasal dari dana pembeli (DP pembelian rumah) sebesar 9%.
“Dari sisi konsumen, skema pembiayaan dalam pembelian rumah primer mayoritas dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa sebesar 80%,” urai Erwin Soeriadimadja. Sedangkan skema lainnya yaitu Cash Bertahap dan Cash Keras masing-masing tercatat sebesar 15% dan 5% dari total penjualan rumah primer.
Sebelumnya dari survei Bank Indonesia, harga properti komersial seperti perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, hotel dan yang lainnya meningkat pada triwulan II 2024. Indeks Harga Properti Komersial(IHPK) di Bali pada triwulan II sebesar 115,28. Atau tumbuh 6,40 persen dari periode sama tahun 2023, sebesar 108,35. Peningkatan harga properti komersial didorong peningkatan harga sewa properti ritel dan apartemen. K17.
1
Komentar