Di 2025, 90% Pelajar Ditarget Punya Tabungan
Otoritas Jasa Keuangan
Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN)
Indonesia Emas 2045
Ketua Dewan Komisioner OJK
Mahendra SIregar
JAKARTA, NusaBali - Otoritas Jasa Keuangan meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN). Program ini pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan Indonesia hingga mencapai 98% pada perayaan Indonesia Emas 2045.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan program GENCARKAN akan menjangkau seluruh kabupaten/kota di Indonesia melalui kolaborasi dengan pemangku kepentingan daerah.
"Kami mendorong kegiatan dilaksanakan secara terarah dan terorkestrasi dengan menyasar semua kelompok prioritas. Program GENCARKAN akan memberikan multiplier effect melalui peran duta dan agen literasi dan inklusi keuangan. Kami akan mendorong pembentukan dan pemberdayaan 2 juta duta dan agen literasi dan inklusi keuangan untuk menjadi Garda terdepan program GENCARKAN," kata Mahendra dalam peluncuran GENCARKAN di JiExpo Kemayoran, seperti dilansir detikcom, Kamis (22/8).
Program GENCARKAN diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan layanan keuangan. OJK menargetkan 90% pelajar Indonesia bisa memiliki tabungan dan 2,5 juta rekening kepemilikan baru Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SiMUDA) di 2025.
"Kami menargetkan untuk tahun 2025, setidaknya 90% pelajar Indonesia memiliki tabungan melalui program KEJAR (Satu Rekening Satu Pelajar), termasuk kepemilikan rekening baru di 2025 bagi 2,5 juta mahasiswa dan pemuda," ujar Mahendra.
OJK juga akan mendorong akses kredit UMKM melalui kredit pembiayaan melawan rentenir yang menjangkau 1,6 juta debitur, serta mengakselerasi penggunaan produk keuangan oleh sepertiga kelompok penyandang disabilitas.
"Tentu kami mengharapkan indeks inklusi keuangan nasional dapat mencapai 98% pada perayaan Indonesia Emas tahun 2045," tuturnya.
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 mencatat indeks inklusi keuangan di Indonesia saat ini baru mencapai 75,02% dan indeks literasi keuangan 65,43%. Ini artinya masih ada ruang untuk pengembangan sektor jasa keuangan.
"Penguatan dan pengembangan industri jasa keuangan menjadi prioritas mendesak," tegasnya. 7
Komentar