Reaktualisasi Kurikulum Merdeka di ISI Denpasar
PENDIDIKAN merupakan pilar utama dalam pembentukan generasi muda yang berdaya saing global.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi multidimensional semakin mendesak. Tidak terkecuali di bidang seni, yang menuntut para praktisinya untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika masyarakat yang semakin kompleks dan beragam.
Di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, mahasiswa seni seringkali dihadapkan pada ekspektasi masyarakat yang menuntut penguasaan berbagai disiplin seni secara menyeluruh. Tantangan ini mengharuskan mereka untuk tidak hanya mahir dalam bidang studi utama mereka, tetapi juga memiliki kemampuan lintas disiplin yang mampu memperkaya dan memperluas kemampuan berkarya.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa seni kerap kali hanya mengembangkan keahlian yang sesuai dengan jurusan mereka. Ketimpangan ini bisa menjadi penghambat dalam menghadapi tuntutan dunia seni yang dinamis dan terus berkembang. Mahasiswa seni di ISI Denpasar biasanya fokus pada jurusan masing-masing, seperti seni rupa, seni tari, seni musik, atau seni pertunjukan. Sistem pendidikan konvensional yang terstruktur secara ketat cenderung membatasi eksplorasi mereka di luar bidang studi utama. Akibatnya, ketika lulus, mereka hanya menguasai keterampilan yang spesifik pada jurusan tersebut. Di sisi lain, masyarakat seringkali memiliki harapan yang tinggi terhadap lulusan seni, menuntut mereka untuk memiliki kemampuan yang luas dan beragam dalam berbagai disiplin seni. Misalnya, seorang lulusan seni rupa diharapkan tidak hanya mampu melukis atau membuat patung, tetapi juga memiliki pemahaman tentang seni pertunjukan, musik, dan desain grafis.
Tuntutan tersebut tentu menjadi beban bagi mahasiswa yang belum mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keahlian di luar jurusan mereka.
Kritik terhadap pendidikan tinggi yang terlalu fokus pada pasar tenaga kerja telah lama disuarakan, jauh sebelum peluncuran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Para ahli menilai perguruan tinggi telah kehilangan orientasi filosofisnya, lebih mementingkan penciptaan pekerja daripada pemikir (Sartika, 2021). Menyadari urgensi ini, hadirnya Kurikulum Merdeka menjadi angin segar dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut. Kurikulum Merdeka, melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), menawarkan solusi yang inovatif dan komprehensif. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan di luar jurusan utama mereka, sehingga menciptakan peluang untuk belajar secara interdisipliner. MBKM tidak hanya memberikan kebebasan akademis kepada mahasiswa, tetapi juga membekali mereka dengan kemampuan adaptif yang esensial dalam menghadapi tantangan global (Handini et al., 2023). Kurikulum Merdeka, yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menawarkan pendekatan pendidikan yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan mahasiswa. Salah satu program unggulan dalam Kurikulum Merdeka adalah MBKM yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar di luar program studi utama mereka.
ISI Denpasar, sebagai institusi seni terkemuka, telah mengadopsi program ini dengan menawarkan MBKM lintas prodi pada semester lima, memberikan fleksibilitas dan kebebasan bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan dan keterampilan di berbagai bidang seni. Dalam program MBKM, mahasiswa dapat memilih mata kuliah dari jurusan lain yang masih berada dalam lingkup seni. Sebagai contoh, seorang mahasiswa seni musik dapat mengambil mata kuliah seni tari atau seni rupa. Dengan demikian, mereka tidak hanya memperkaya pengetahuan akademis tetapi juga menambah portofolio seni mereka, menjadikan mereka lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang dinamis dan multidisiplin.
Program MBKM di ISI Denpasar dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik dan integratif. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk terlibat dalam proyek kolaboratif lintas program studi, di mana mereka bekerja sama dalam menghasilkan karya seni yang integratif. Misalnya, proyek pementasan teater yang melibatkan mahasiswa seni pertunjukan, seni musik, dan seni rupa. Kolaborasi semacam ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja dalam lingkungan multidisiplin di masa depan. Proyek-proyek ini memberikan pengalaman praktis yang berharga, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan memperkuat kemampuan bekerja dalam tim. Dengan demikian, mahasiswa belajar untuk menghargai perspektif dan kontribusi dari berbagai disiplin ilmu seni, yang sangat penting dalam menciptakan karya seni yang inovatif dan berkualitas. Selain itu, Kurikulum Merdeka di ISI Denpasar juga mencakup berbagai program inovatif seperti Magang Bersertifikat, Studi Independen, Kampus Mengajar, IISMA, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, KKN Tematik, Proyek Kemanusiaan, riset dan penelitian, serta program Wirausaha. Semua ini dirancang untuk meningkatkan kebebasan belajar, kreativitas, dan kemandirian mahasiswa, serta mempersiapkan mereka untuk berkontribusi dalam industri seni dan masyarakat secara luas.
Untuk mewadahi kreativitas mahasiswa, ISI Denpasar telah memiliki 326 mitra magang dalam program MBKM, yang mencakup berbagai institusi seni, budaya, dan industri kreatif (Rismawati, 2023). Melalui kerja sama dengan mitra-mitra tersebut, mahasiswa memiliki kesempatan untuk terjun langsung ke dunia kerja, mendapatkan pengalaman praktis, serta membangun jaringan profesional yang dapat bermanfaat di masa depan. Program ini tidak hanya memberikan pengalaman industri yang berharga tetapi juga membantu mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kampus ke dalam praktik nyata. Mitra-mitra magang ISI Denpasar meliputi berbagai institusi ternama, seperti galeri seni, perusahaan produksi musik, teater, museum, serta organisasi budaya dan kreatif. Dengan pengalaman magang ini, mahasiswa dapat memperluas wawasan mereka tentang industri seni dan kreatif, memahami dinamika kerja profesional, serta mengembangkan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri.
Implementasi Kurikulum Merdeka melalui MBKM di ISI Denpasar memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa seni. Mereka dapat mengembangkan keterampilan tambahan di luar bidang studi utama, memenuhi ekspektasi masyarakat akan lulusan seni yang serba bisa, mendorong kreativitas dan inovasi melalui kolaborasi lintas disiplin, serta mempersiapkan diri dalam dunia karir atau kebutuhan masyarakat akan seni yang dinamis dan menuntut kemampuan multifaset. Kurikulum ini juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk belajar secara mandiri dan mengambil inisiatif dalam pembelajaran, sejalan dengan tujuan pendidikan tinggi yang mengedepankan pengembangan soft skills seperti kepemimpinan, kerjasama tim, dan pemecahan masalah.7
Dewa Gede Satya Adi Maha Utamia, mahasiswa
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar
1
Komentar