Butuh Rp 800 Miliar per Tahun untuk Timnas Indonesia
Agar Lebih Efisien, PSSI Siap Carter Pesawat dari Bahrain ke China
JAKARTA, NusaBali - Ketua PSSI Erick Thohir mengatakan kebutuhan pihaknya mencapai Rp 500 hingga 800 miliar untuk membiayai kegiatan Timnas Indonesia setiap tahunnya di semua level. Angka nominal itu untuk Timnas Indonesia, baik putra dan putri, serta kelompok umur. Dananya digunakan untuk persiapan sampai operasional.
Ya, PSSI baru mendapatkan Rp 80 miliar dari Bank Mandiri, yang notabene Menteri BUMN-nya adalah Erick Thohir. Kerja sama itu dilakukan dengan PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI).
"GSI ini 95 persen sahamnya adalah PSSI, bukan Erick Thohir. Jadi, GSI, 95 persen PSSI, lima persen yayasan jadi benar-benar transparan semua bisa dipertanggungjawabkan," ujar Erick Thohir.
Erick Thohir menyatakan anggaran Rp500 sampai Rp800 miliar itu khusus untuk Timnas Indonesia. Artinya untuk yang lain-lain termasuk kompetisi, PSSI kemungkinan bisa menghabiskan Rp 1 triliun.
"Saya pernah sampaikan kalau kita ingin disegani dan persiapannya juga jangka panjang kita butuh dana Rp500 sampai 800 miliar per tahun," tutur Erick Thohir.
"Ini di luar kompetisi dan lain-lain, ini masih berfokus ke Timnas Indonesia. Makanya kita coba cari dana," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Dalam waktu dekat, PSSI akan mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk Timnas Indonesia dalam mengarungi Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Diantara kebutuhan itu, sewa pesawat dari Bahrain ke China.
Erick Thohir memastikan Timnas Indonesia akan menyewa pesawat untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda akan memakai pesawat carteran saat tandang ke China. Pesawat itu dipakai Timnas Indonesia untuk perjalanan dari Manama, Bahrain ke Qingdao, China untuk menghadapi Tim China.
Timnas Indonesia akan melawan Bahrain di Stadion Nasional Bahrain, Riffa pada 10 Oktober 2024. Ini menjadi laga keempat Grup C Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Setelah itu Timnas Indonesia menantang China di Qingdao Youth Football Stadium, Qingdao pada 15 Oktober 2024.
Qingdao berjarak lebih dari 600 km dari Ibu Kota China, Beijing. Penerbangan komersial dari Manama ke Qingdoa juga tidak ada yang langsung. Harus transit dan dapat menempuh puluhan jam.
Kondisi tersebut merugikan Timnas Indonesia. Sebab, para pemain butuh waktu istirahat agar tampil maksimal. Sedangkan dengan skenario di atas, waktu istirahat akan sangat terbatas.
"Sama ini ada carter pesawat dari Bahrain ke China. Itu karena tidak ada connecting langsung, kita harus cari akal," ujar Erick Thohir.
Erick Thohir juga membeberkan pemilihan pesawat carter bukan untuk memberikan pelayanan khusus kepada pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dan para pemainnya. Namun agar lebih efisien dan keharusan mempersiapkan pemain sebaik mungkin, ini bukan kemewahan, dan saya rasa tidak semua perjalanan Timnas Indonesia carter pesawat," tutur Erick Thohir.
"Ini bagian memaksimalkan performa kita, kita punya mimpi yang sama Olimpiade Paris kita hampir, kita usahakan Piala Dunia jangan sampai nanti hanya hampir, kalau bisa maksimal," kata Erick Thohir. *
Komentar