Penanganan Keretakan Tebing Pura Luhur Uluwatu

Penanganan keretakan dimulai dengan pembukaan jalan inspeksi yang kini pengerjaannya telah mencapai 60 persen.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung AA Rama Putra, mengatakan pembangunan jalan inspeksi dalam proyek penanganan keretakan ini sangat penting. Jalan inspeksi yang dibangun ini memiliki panjang sekitar 600 meter dan lebar rata-rata 6 meter. Akses ini dimulai dari utara area parkir Pura Luhur Uluwatu, kemudian melingkar di sepanjang pinggiran tebing.

“Pembukaan akses ini (jalan inspeksi) berfungsi sebagai akses penunjang mobilisasi material pelaksanaan kegiatan. Utamanya berkenaan dengan pembuatan revetment,” jelasnya.

Masih menurut Gung Rama, pembangunan revetment ini adalah struktur pelindung yang dirancang untuk mereduksi hantaman gelombang laut yang sering kali menjadi penyebab erosi pada tebing, sehingga mengurangi risiko keretakan lebih lanjut. Jika tidak ada halangan, kata dia, pekerjaan pembukaan jalan inspeksi ini diharapkan selesai pada akhir September 2024. Dengan selesainya akses ini, pekerjaan lain seperti pemasangan batu armor yang menjadi bagian dari revetment dapat dimulai pada awal Oktober 2024.

“Astungkara tidak ada halangan, sehingga jalan inspeksi ini selesai di akhir September. Pada awal Oktober sudah bisa dimulai pekerjaan lain seperti pemasangan batu armor,” jelasnya.

Untuk diketahui, proyek penanganan keretakan tebing Puru Luhur Uluwatu tidak hanya terfokus pada penanganan keretakan saja. Namun, ada empat item yang akan dikerjakan. Terdiri dari jalan akses menuju pantai, revetment, penanganan tebing di bawah Pura Luhur Uluwatu, dan renovasi Pura Beji.

Pemerintah Kabupaten Badung sendiri telah menyiapkan anggaran Rp 78.642.040.886 untuk proyek ini. Anggaran bersumber dari APBD Badung. 7 ol3