nusabali

Empowered Women: Tim PPK Ormawa HMJ Matematika Undiksha Dorong Pemberdayaan Perempuan di Desa Bebetin

  • www.nusabali.com-empowered-women-tim-ppk-ormawa-hmj-matematika-undiksha-dorong-pemberdayaan-perempuan-di-desa-bebetin
  • www.nusabali.com-empowered-women-tim-ppk-ormawa-hmj-matematika-undiksha-dorong-pemberdayaan-perempuan-di-desa-bebetin
  • www.nusabali.com-empowered-women-tim-ppk-ormawa-hmj-matematika-undiksha-dorong-pemberdayaan-perempuan-di-desa-bebetin

SINGARAJA, NusaBali.com – Perempuan di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng, kini mendapat dukungan nyata dalam upaya pemberdayaan dari Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Matematika, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Melalui program "Empowered Women," desa ini diproyeksikan menjadi model pemberdayaan perempuan di Buleleng.

Program yang akan berlangsung selama lima bulan ke depan ini menyasar ibu-ibu PKK dan remaja perempuan di Desa Bebetin. Mereka akan mengikuti berbagai pelatihan, mulai dari pengembangan keterampilan kewirausahaan hingga edukasi kesehatan reproduksi dan pelestarian budaya lokal melalui seni tari. Desa Bebetin dipilih sebagai lokasi program karena kesenjangan pemberdayaan perempuan yang masih terlihat jelas di wilayah ini.

Ketua Tim PPK Ormawa HMJ Matematika, Ni Made Christina Pradnya Paramitha, Jumat (23/8/2024), mengungkapkan bahwa program ini hadir untuk memberikan solusi konkret terhadap tantangan yang dihadapi perempuan di Desa Bebetin. “Kami menemukan bahwa banyak perempuan di desa ini memiliki potensi besar yang belum tergali. Melalui program Empowered Women, kami hadir untuk menguatkan mereka dalam berbagai aspek, baik itu ekonomi, sosial, maupun budaya,” ujarnya.

Salah satu fokus utama dari program ini adalah pemberdayaan ekonomi. Para peserta akan mendapatkan pelatihan intensif dalam pembuatan produk olahan berbasis durian, komoditas lokal yang melimpah di desa ini. Tak hanya itu, mereka juga diajarkan cara memasarkan produk tersebut melalui platform digital, membuka peluang baru dalam era ekonomi digital.


Di sisi lain, program ini juga menyentuh isu sosial yang krusial, seperti kesehatan reproduksi dan pendewasaan usia perkawinan. Christina menekankan pentingnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi bagi perempuan desa, serta bahaya pernikahan dini yang masih sering terjadi. “Kami ingin para perempuan di sini memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan terbaik dalam hidup mereka,” tambahnya.

Selain pemberdayaan ekonomi dan sosial, program ini juga berupaya melestarikan budaya lokal. Para remaja perempuan didorong untuk belajar dan berlatih tari tradisional Bali. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat identitas budaya mereka tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk tampil di berbagai acara budaya, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Kepala Desa Bebetin, I Gede Susanta, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif ini. “Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan dukungan dari mahasiswa Undiksha. Program ini benar-benar bermanfaat, terutama dalam meningkatkan keterampilan dan kepercayaan diri perempuan di desa kami. Kami berharap program ini bisa terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas,” ujar Susanta.

Dengan berbagai kegiatan yang dirancang, program ini diharapkan mampu menjadi contoh sukses dalam pemberdayaan perempuan di pedesaan, serta mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi kesenjangan gender di Indonesia. 7

Komentar