Mulia-PAS Siap All Out di Pilgub Bali
Agus Suradnyana Sebut Tak Pernah Ber-KTA Golkar
Terkait pertarungan head to head dengan paslon dari PDIP Koster-Giri Prasta, Agus Suradnyana mengaku optimis bisa memenangi pertarungan
DENPASAR, NusaBali
Sempat menolak menanggapi kabar maju dalam kontestasi Pilgub Bali 2024, mantan Bupati Buleleng dua periode (2012-2017 dan 2017-2022) Putu Agus Suradnyana (PAS) akhirnya mengkonfirmasi siap menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali mendampingi Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya alias De Gadjah.
“Saya tidak mau komentar sebelum semuanya resmi. Nah hari ini saya sudah terima surat rekomendasi untuk Pilgub Bali 2024,” kata Agus Suradnyana saat ditemui di Kantor DPD Partai Gerindra Bali di Denpasar, Senin (26/8) malam. Agus Suradnyana pun tak mempersoalkan jika dirinya yang diposisikan sebagai Cawagub kendati lebih senior dan malang melintang di dunia politik Pulau Dewata.
Keputusan untuk menjadi calon wakil gubernur disebutnya sebagai masalah etika dan komitmen. "Beliau (De Gadjah, Red) yang punya partai, masa saya yang baru datang nyalip di depan? Saya menghormati komitmen dan integritas beliau. Kalau beliau tidak punya komitmen, saya tidak akan maju," tegas Agus Suradnyana.
Sebaliknya De Gadjah menegaskan bahwa keputusan untuk maju bersama Agus Suradnyana adalah sebuah amanah besar untuk Bali. "Ini sebuah tanggung jawab yang harus kita emban untuk rakyat Bali. Saya bersyukur Pak Agus dengan kerendahan hatinya berkenan mendampingi saya untuk maju. Beliau sudah selesai dengan kehidupannya sebagai pengusaha, jadi ini murni untuk kepentingan Bali dan rakyat Bali," ujar De Gadjah. Dalam kesempatan tersebut, De Gadjah juga menyampaikan bahwa pasangan yang menampilkan tagline ‘Mulia-PAS’ ini mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Pak Prabowo dengan senang hati merestui pasangan ini. Partai Koalisi juga sudah sepakat untuk mendukung kami," ungkapnya.
Agus Surdanyana, yang kini resmi keluar dari PDIP, menambahkan bahwa dirinya telah lama memikirkan keputusan ini dan sudah bersiap all out untuk berjuang bersama Gerindra. "Saya siap untuk mengabdikan diri demi Bali yang lebih baik, terutama di Buleleng yang selama ini menjadi fokus perhatian saya," tutur mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng ini.
Terkait pertarungan head to head dengan paslon dari PDIP yang menampilkan Wayan Koster-Giri Prasta, ia pun mengaku optimis bisa memenangi pertarungan. “Target kemenangan 65 persen, baik di Buleleng maupun di Bali secara keseluruhan,” ujarnya.
Agus Suradnyana menekankan pentingnya pembangunan yang merata di Bali, terutama untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. "Dengan kemampuan keuangan provinsi yang cukup, kita bisa membangun Bali dengan skala prioritas, termasuk di Buleleng. Saya yakin Buleleng bisa menjadi destinasi pariwisata yang luar biasa," tuntasnya bersemangat.
Sementara dalam kesempatan wawancara lainnya dengan wartawan NusaBali, Senin kemarin Agus Suradnyana (PAS) juga mengatakan tidak pernah memiliki KTA (Kartu Tanda Anggota) Partai Golkar. PAS meluruskan pernyataan kader senior Golkar Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi yang menyebut pencalonan PAS sebagai Cawagub berpasangan dengan Cagub Made Muliawan Arya (De Gadjah) sebagai kepulangan Agus Suradnyana ke partai kawitan.
“Saya tidak pernah ber-KTA Partai Golkar. Saya hanya pernah memiliki KTA PDI Perjuangan saja dan sekarang saya sudah dipecat. Saya meluruskan pernyataan saudara Gus Adhi yang menyebut saya pulang ke Partai Kawitan yakni Partai Golkar, jadi saya luruskan, saya tidak pernah di Golkar,” ujar Agus Suradnyana dihubungi, Senin (26/8) sore.
Agus Suradnyana yang dilengserkan sebagai Ketua DPC PDIP Buleleng ini menegaskan pada intinya semua partai politik bagus, karena sebagai alat perjuangan dalam proses demokrasi merebut kekuasaaan yang tujuannya kesejahteraan masyarakat. “Tetapi pernyataan yang menyebut saya pulang ke Partai Kawitan seolah-olah saya suka loncat partai. Nah ini yang harus dijawab dan diluruskan. Sampai saya dipecat saat ini, hanya pernah berpartai yakni di PDI Perjuangan,” tegas politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng, ini.
Agus Suradnyana mengatakan, tahun 1996 sebagai pengusaha saat itu, dirinya sering bantu-bantu PDI, terutama di Kabupaten Buleleng. Saat itu, PDI masih sedang berjuang melawan kekuasaan. Niat baiknya itu bahkan pernah mengancam nyawa. “Saya pernah diancam akan dibunuh, dipotong leher. Saat itu masa-masa PDI akan menjadi PDI Perjuangan. Jadi saya di PDIP saat masa sulit, bukan setelah PDIP menjadi besar,” bebernya.
Agus Suradnyana mengaku sangat aktif di organisasi dan memang pernah aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bali. Pun ketika saat itu menjadi pengusaha dan kontraktor dirinya tidak pernah dapat proyek pemerintah. “Mungkin saya ketika di PDIP dikira banyak dapat proyek, saya tegaskan saya berusaha dengan jerih payah dan semangat sendiri,” ujar Agus Suradnyana.
Ketika di PDIP, dirinya juga harus menghadapi kompetisi yang sangat ketat. Kalau urusan dicoret sudah menjadi langganan. “Saya pernah mau dijadikan Calon Wakil Gubernur Bali tahun 2003 berpasangan dengan Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi (Cok Rat). Namun akhirnya dipilih Dewa Made Beratha sebagai calon. Saya juga tidak mau menjadi Cawagub Dewa Beratha. Saya menjaga perasaan Cok Rat saat itu,” beber mantan Bendahara DPD PDIP Bali, ini.
Ketika Pilgub Bali 2013, Agus Suradnyana juga sempat dipinang oleh Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga sebagai Cawagub. Saat itu Puspayoga direkomendasi sebagai Cagub dari PDIP. Namun, Agus Suradnyana tidak disetujui oleh Megawati sebagai Cawagub Puspayoga, karena sudah menjabat Bupati Buleleng baru setahun lamanya. “Akhirnya yang direkomendasi Pak Dewa Nyoman Sukrawan sebagai Cawagub. Artinya, saya sering dicoret tetapi tidak pernah melawan partai,” tegasnya.
Nah, kini Agus Suradnyana bertarung di Pilgub Bali 2024 sangat banyak tantangannya, termasuk banyak yang mau menjatuhkan dirinya. “Banyak yang ingin mendegradasi ketika saya maju di Pilgub,” ujar mantan Ketua Komisi III DPRD Bali, ini.
Agus Suradnyana menegaskan dirinya iklas dan tulus untuk ngayah untuk Bali, sehingga maju sebagai Cawagub bersama De Gadjah. “Saya tidak pintar, saya bukan juga orang kaya, tetapi saya punya hati yang iklas untuk membangun Bali. Setelah saya intens ketemu dengan De Gadjah dan berdiskusi lama akhirnya terbangun chemistry dan visi Gerindra sangat bagus saya lihat dengan sosok De Gadjah. Akhirnya kita memutuskan maju berpaket di Pilgub,” ujar Agus Suradnyana.
Ditegaskan Agus Suradnyana, dalam memperoleh tiket maju bersama De Gadjah mungkin banyak yang mengira dirinya menggunakan mahar politik karena dilihat sebagai sosok pengusaha. “Tetapi saya berani bersumpah saya menjadi tandem De Gadjah, tanpa mahar, tidak ada bayar membayar tiket rekomendasi sepeser pun,” ujar Agus Suradnyana. 7 nat, mao
Komentar