nusabali

Pengembangan Hortikultura dan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program PIPK di Desa Petiga, Marga, Tabanan

  • www.nusabali.com-pengembangan-hortikultura-dan-pemberdayaan-masyarakat-melalui-program-pipk-di-desa-petiga-marga-tabanan
  • www.nusabali.com-pengembangan-hortikultura-dan-pemberdayaan-masyarakat-melalui-program-pipk-di-desa-petiga-marga-tabanan
  • www.nusabali.com-pengembangan-hortikultura-dan-pemberdayaan-masyarakat-melalui-program-pipk-di-desa-petiga-marga-tabanan

DESA Petiga, yang terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, memiliki keunggulan dalam bidang hortikultura, terutama dalam budidaya tanaman hias. Desa ini telah ditetapkan sebagai lokasi pembangunan kawasan pedesaan yang merupakan Kawasan Pedesaan Prioritas Nasional (KPPN) melalui Keputusan Bupati Tabanan Nomor 180/373/02/HK&HAM/2016.

Desa Petiga memiliki kode desa/kelurahan: 5102072009, terletak di antara koordinat 115.168424 LS/LU-8.443646 BT/BB dan berada 500 meter di atas permukaan laut. Desa ini berbatasan dengan Desa Tua di utara, Desa Geluntung di selatan, Desa Perean di timur, dan Desa Payangan di barat. Dengan luas wilayah 281 hektare, 89% (250 hektare) merupakan lahan pertanian dan sisanya 11% (31 hektare) adalah ladang. 

Desa ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.801 orang, terdiri dari 923 laki-laki dan 878 perempuan, tersebar dalam 573 KK dan terbagi menjadi tiga dusun: Semingan, Petiga Kangin, dan Belanban. Sebagian besar penduduk Desa Petiga bekerja sebagai petani tanaman hias dan peternak (90%), dengan sisanya 5% sebagai karyawan (PNS, TNI/Polri, Swasta/BUMN), 3% sebagai buruh tani, dan 2% sebagai wiraswasta/pedagang. 

Sepanjang musim, kawasan ini selalu mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui pertanian dan peternakan. Desa Petiga tergolong desa maju menurut Indeks Desa Membangun (0,717) dengan indeks ketahanan lingkungan (IKL) 31%, indeks ketahanan sosial (IKS) 37,2%, dan indeks ketahanan ekonomi (IKE) 31,8%. Desa ini juga tergolong berkembang menurut indeks pembangunan desa (62,91235966).

Potensi dan Pengembangan Desa Petiga

Desa Petiga memiliki potensi yang prospektif untuk menjadi sentra produksi tanaman hias. Implementasi kearifan lokal Tri Hita Karana membuka banyak peluang pengembangan, termasuk wisata religius, agrowisata (perkebunan tanaman hias dan buah), jalur tracking, serta aneka wisata pendidikan (edutourism). Masyarakat Desa Petiga memiliki organisasi adat (desa pakraman), kelompok pertanian (subak bena, gangsang, dangakitan, bekaye), kelompok tani tanaman hias, kelompok wanita tani (KWT), koperasi, dan kelompok ternak Simantri Sekar Pasti Wangi. Salah satu inovasi penting dalam pengembangan Desa Petiga adalah pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos, yang tidak hanya membantu dalam mengelola limbah ternak tetapi juga meningkatkan kualitas tanah dan hasil pertanian.

Pemerintah Kabupaten Tabanan bekerja sama dengan Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional melaksanakan Program Penerapan IPTEK Pengembangan Kewilayahan (PIPK) di Desa Petiga dalam rangka meningkatkan Indeks Desa Membangun menjadi Desa Mandiri. Kegiatan PIPK dimulai dengan audiensi pada 12 Februari 2024 dan dilaksanakan selama 8 bulan dari Mei hingga Desember 2024, melibatkan 4 kelompok mitra: Kelompok Tani Tanaman Hias Guna Sari, KSU Guna Sari, KWT Mekar Sari, dan Simantri Sekar Pasti Wangi.


Keempat mitra pengabdian menghadapi berbagai tantangan, seperti produksi dan penataan stok tanaman hias, aliran kas dan keuangan, pembibitan dan produksi sayur, serta pengadaan instalasi bio urin dan penyediaan pakan kering. Untuk mengatasi masalah ini pada tahun kedua pengabdian, beberapa solusi ditawarkan, di antaranya: pengadaan greenhouse yang bertujuan menata stok produksi tanaman hias agar lebih rapi dan terorganisir sehingga memudahkan pengelolaan dan meningkatkan efisiensi produksi; pengadaan alat produksi seperti gerobak dorong, cangkul, sabit, sekop, dan komputer beserta program perkoperasian untuk meningkatkan efisiensi kerja dan mendukung operasional sehari-hari; pendampingan dan penguatan aliran kas dan keuangan yang difokuskan pada KSP Guna Sari untuk membantu dalam pengelolaan keuangan yang lebih baik sehingga aliran kas menjadi lebih lancar dan transparan; pendampingan dan penguatan budidaya tanaman dan sayur serta pemasarannya kepada kelompok tani tanaman hias Guna Sari dan KWT Mekar Sari guna meningkatkan teknik budidaya serta pemasaran hasil tani sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat meningkat; dan pembuatan sarana pupuk kompos dari kotoran sapi serta produksi bio urin yang difasilitasi kepada kelompok ternak Simantri Sekar Pasti Wangi untuk memberikan penghasilan tambahan serta mendukung keberlanjutan usaha tani dan ternak.

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam berbagai aspek. Produksi tanaman hias, terutama pada pembibitan, meningkat hingga 30%. Pengadaan greenhouse dan alat produksi membantu petani dalam meningkatkan efisiensi kerja. Pendampingan dalam manajemen keuangan koperasi juga memberikan dampak positif dengan membantu pengelolaan aliran kas dan meningkatkan pemahaman petani tentang keuangan. Pengadaan mesin pencacah kompos dan fasilitas produksi kompos dari kotoran sapi serta instalasi bio urin memberikan penghasilan tambahan bagi kelompok tani dan peternak, yang turut mendukung kesejahteraan mereka.

Desa Petiga dengan potensi hortikultura dan keberhasilan program PIPK menunjukkan perkembangan signifikan dalam meningkatkan produksi dan pemasaran tanaman hias. Pemberdayaan masyarakat desa melalui metode PALS, ECB, dan TTG telah berhasil mengatasi permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Petiga.

Program Penerapan IPTEK Pengembangan Kewilayahan (PIPK) di Desa Petiga mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (APTV). Dukungan ini memainkan peran krusial dalam proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. 

Dengan adanya program ini, Desa Petiga telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam bidang produksi dan pemasaran tanaman hias. Selain itu, kesejahteraan masyarakat juga mengalami peningkatan yang nyata. 

Program ini tidak hanya memperbaiki kualitas dan efisiensi produksi, tetapi juga memperkuat kapasitas manajerial dan finansial, yang pada gilirannya mendukung keberlanjutan usaha tani dan ternak serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

Oleh: I Wayan Eka Mahendra, I Made Citra Wibawa, I Gede N. Suta Waisnawa, I Made Darsana, N Putri Sumaryani selaku pemenang hibah dari Dikti Skim Program PIPK Tahun 2024 (Dosen IPB Internasional, Undiksha Denpasar, Poltek Negeri Bali, dan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia).

Komentar