Kekurangan 30 Ribu Nakes, Philips Kembangkan Smart Hospital
MANGUPURA, NusaBali.com - Tak bisa dipungkiri kalau tenaga kesehatan (nakes) yang ada di Indonesia saat ini masih jauh dari kata cukup. Kondisi ini pun memicu berbagai kendala dalam pelayanan di rumah sakit, termasuk antrean dan peralatan medis. Guna mengantisipasi hal itu, Philips mulai merambah dunia kesehatan dalam mengakomodir kebutuhan, termasuk salah satunya pengembangan Smart Hospital.
Dengan adanya keterlibatan itu, diharapkan bisa membantu pemerintah yang kini juga sedang gencar-gencarnya melakukan pemerataan pelayanan kesehatan hingga ke pelosok.
President Director Philips, Astri R Dharmawan menuturkan kalau industri kesehatan di dunia termasuk Indonesia sedang naik-naiknya. Kondisi ini juga sejalan dengan kebijakan dan perhatian pemerintah Indonesia yang fokus dalam mengatasi kesehatan.
Dari data yang dimiliki, kalau di Indonesia sendiri ada 3.200 rumah sakit yang terdiri dari 2.200 swasta dan 1.000 an milik pemerintah. Namun, selama ini masing-masing rumah sakit itu belum optimal dalam memaksimalkan hal data pasien dan penggunaan peralatan medis dalam penanganan.
"Pemerintah ini sedang mengoptimalkan rumah sakit pemerintah ini untuk meng-cover rumah sakit swasta. Maka, kita hadir untuk mewadahi dalam upaya pengoptimalan kondisi itu," terangnya saat ditemui di kawasan ITDC, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (28/8/2024).
Astri R Dharmawan juga tidak memungkiri kalau dari data WHO, dunia kekurangan tenaga kesehatan (nakes) yang mencapai 10 juta orang. Untuk Indonesia, kekurangan nakes itu mencapai 30 ribu orang termasuk tenaga spesialis untuk melayani 284 juta masyarakat. Hal inilah yang menjadi kendala di rumah sakit saat melayani masyarakat.
Maka, dengan adanya teknologi digital yang dikembangkan oleh Philips, mulai dari diagnosa dan treatment, connected care hingga personal help care bisa mengatasi persoalan itu. "Smart Hospital, prodak Philips sudah digital dan terkoneksi. Kita bisa menggambarkan pendekatan dari rumah (pre hospital), bahkan hingga ke rumah sakit (di ruangan radiologi dan lain). Jadi, ini bisa memberikan pelayanan lebih cepat di tengah kekurangan tenaga kesehatan," imbuhnya
Masih menurut Astri R Dharmawan, kalau dari total keseluruhan rumah sakit yang ada di Indonesia, nyaris separuh atau 1.000an rumah sakit baik pemerintah maupun swasta sudah memanfaatkan Smart Hospital yang ditawarkan pihaknya. Bahkan, di Bali juga sudah ada dua rumah sakit yang memanfaatkan itu dan sudah berjalan dengan baik.
Disinggung terkait langkah Philips dalam pengembangan di dunia kesehatan, Astri juga tidak menampik kalau kehadiran Philips itu bagian dari upaya dalam memberikan impact yang lebih besar.
"Industri kesehatan yang paling tepat, dan Indonesia sangat relevan dengan itu. Kalau ditanya kenapa kesehatan? Ya karena impactnya lebih besar. Kami juga terus berkolaborasi dan berkomunikasi dengan pemerintah dalam upaya pemerataan ini hingga ke Indonesia Timur," tegasnya
Selain alat pemeriksaan kesehatan yang termutakhir yang sudah tersebar di seribuan rumah sakit, Philips juga sangat konsen dengan keamanan data dan privasi. Karena, dengan adanya rumah sakit yang mengadopsi Smart Hospital, maka keamanan data sangat penting. Pihaknya sudah memenuhi standar terkait keamanan data dan pengembangan produk atau alat pemeriksaan, karena sudah melakukan berbagai pengujian yang ketat.
"Dengan lapisan pengamanan data yang kuat, itu bisa control dengan baik dan mengurangi kebocoran data. Kita juga sudah menguji semua peralatan yang digunakan di rumah sakit mulai dari X-Ray, CT Scan, MRI dan lainya," pungkasnya. *dar
1
Komentar