Bali Masih Aman dari Penyakit Mpox
Pelaku pariwisata minta semua pihak mematuhi warning dari Pemerintah
DENPASAR, NusaBali - Pelaku industri pariwisata meminta semua pihak mematuhi warning dari pemerintah sehubungan dengan perkembangan kasus penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Hal itu karena perekonomian Bali, dalam hal ini sektor pariwisata sangat rentan terhadap sejumlah isu. Diantaranya isu keamanan,bencana alam dan penyakit. Pariwisata Bali yang sempat sekarat akibat pandemi Covid-19 harus jadi pelajaran; jangan terulang lagi.
“Syukur sampai saat ini belum ada kasus di Bali,” ujar Ismoyo R Soemarlan, pelaku pengusaha hotel di kawasan Seminyak, Kuta Badung, Kamis (28/8).
Kepada NusaBali, Ismoyo mengaku penyakit cacar monyet diakui memang mengundang rasa waswas. Apalagi di beberapa negara kasusnya sempat disebutkan meningkat. Harapannya tentu jangan sampai kasus cacar monyet terjadi di Bali.
Untuk itu pencegahannya dan penanggulangannya bisa dilakukan lebih dini, ketika tamu (penumpang) tiba di bandara.
“Jadi kita harapkan kembali pemasangan detektor pengecekan suhu tubuh,” ujarnya.
Itu untuk mengindikasikan penumpang apakah suspect atau tidak, untuk proseder penanganan selanjutnya.
“Jadi ini bentuk kewaspadaan,” ujar Ismoyo Soermarlan, pemilik Uma Sapna Villa di Seminyak, Kuta yang Penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung.
Industri pariwisata menurut Ismoyo Soemarlan sudah mendapatkan informasi tentang penyakit cacar monyet. “ Sudah-sudah ada,” ujarnya.
Sementara untuk okupansi hotel saat ini, menurut Ismoyo Soemarlan masih bagus. Kata dia okupansi dikisaran 80 persen. Hal itu dikarenakan kunjungan wisatawan masih ramai, terutama wisman. “Agustus ini ‘kan memang masih musim liburan mereka(wisman),” terangnya.
Perlunya kewaspadaan terhadap cacar monyet juga disampaikan Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkomdewi) Bali, I Made Mendra Astawa.
“Kalau tidak salah pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memberikan warning,” ujarnya.
Karena itu, kata Mendra Astawa semua mesti mengikuti arahan yang telah diberikan oleh pemerintah. “Secara pribadi, saya menilai ini sangat penting. Jangan dianggap sepele,” kata praktisi pariwisata asal Buleleng ini.
Kata dia, jangan sampai ekonomi dan pariwisata Bali kembali merosot, sebagaimana pernah terjadi saat pandemi covid19, tiga tahun yang lalu.
“Ikuti apa yang diinstruksikan pemerintah. Ini bukan bermaksud pesimistis. Tetapi realistis, agar perekonomian dan pariwisata Bali tidak terganggu,” ucap Mendra Astawa.
Sepanjang yang dia ketahui, Mendra Astawa mengatakan kasus cacar monyet belum sampai mengganggu pariwisata Bali. Bisnis pariwisata Bali kata dia masih kondusif.
“Namun kita tetap harus waspada, justru untuk tetap dalam suasana yang optimis, percaya dengan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah,” tandasnya.
Terpisah Ketua DPD Asita Bali, I Putu Winastra meminta harus ada standar-standar yang jelas, tentang apa yang boleh dan tidak boleh atau dilarang untuk mencegah dan merebaknya wabah cacar monyet. “Ini yang harus clear dari awal,” ujarnya.
Diantaranya pada daya tarik atau objek wisata yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan. “Pengelola harus memiliki standar service, untuk mencegah penularan cacar monyet,” ujarnya.
Pihaknya mengajak semua stakeholder untuk meningkatkan kewaspadaan, jangan sampai isu cacar monyet mengganggu pariwisata Bali.
Menurut Winastra, kunjungan wisatawan ke Bali masih tetap ramai, sampai saat ini. “Agustus-September ini masih musim liburan di Eropa,” terangnya. K17.
Komentar