Lima Dapur Warga Tergerus Abrasi
Abrasi di kawasan pemukiman sekaligus sentra wisata kuliner ikan bakar di Pantai Pebuahan, Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, semakin parah.
NEGARA, NusaBali
Ombak tinggu selama seminggu terakhir ini menghancurkan lima bangunan dapur warung lesehan maupun rumah penduduk.
Pada bulan November 2015, dasar pondasi sekolah MIN (Madrasah Ibtidaiyah Nasional) serta beberapa warung lesehan dihancurkan ombak. Sejumlah penangkal ombak ala kadarnya berupa tumpukan karung pasir yang dipasang secara swadaya sudah beberapa kali jebol. Karena kondisi semakin parah, sejumlah warga, khususnya para pengusaha wisata kuliner berusaha memasang tumpukan batu bronjong yang diharapkan kuat menahan ombak.
Sejumlah warga mengatakan, ombak mengamuk sejak dua tahun terakhir. Amuk ombak ini diduga dampak reklamasi di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, sekakigus penyenderan di Pantai Baluk dan Pantai Cupel. “Kami sangat cemas. Hampir setiap malam tidak bisa tidur, takut ombak makin tinggi apalagi saat bulan purnama,” ungkap Suandi, 55.
Warga yang sudah berpuluh-puluh tahun menempati pesisir berstatus tanah negara itu, mengaku sudah berulangkali menyampaikan aspirasi ke Kelian Dinas maupun Perbekel. Pihak desa meneruskan kepada Balai Sungai Kawasan Nusa Penida Provinsi Bali. Hanya saja Balai Sungai Kawasan Nusa Penida Provinsi Bali dituding berikan harapan palsu, terbukti beberapa kali mengambil gambar serta melakukan pengukuran namun tak ada realisasi.
Kelian Banjar Pebuahan, Kanzan, membenarkan, sejak seminggu belakangan sudah ada 5 dapur warga rusak akibat abrasi. Beberapa warga yang terancam, ada mengungsi ke kerabat terdekatnya. Terhitung sejak 2 tahun lalu, sudah ada 10 rumah warga yang diterjang abrasi. “Memang semakin parah. Sekarang kalau pasang, air sudah sampai nyentuh jalan aspal di utara. Padahal dulu jalan raya sangat jauh dari bibir pantai,” ungkap Kanzan.
Menurutnya, untuk penangan abrasi menunggu pihak berwenang di Provinsi. Informasinya, sempat dikabarkan penyenderan di tahun 2016. Tetapi hasil kajian teranyar, pembangunan senderan tidak memungkinkan karena bibir pantai sudah menyentuh bangunan rumah warga maupun usaha warung lesehan setempat. Solusinya, akan dibangun water break seperti di Sanur, Denpasar.
Menunggu realisasi bantuan itu, langkah cepat pihak desa berupaya membuat penahan ombak sementara berupa 3.000 karung pasir. Penahanan ombak ini dianggarkan melalui Alokasi Dana Desa (ADD). Rencanannya, ribuan karung pasir ini akan ditumpuk di sepanjang hampir 2,2 kilometer. 7 ode
1
Komentar