nusabali

Kasus DBD di Denpasar Tembus 1.165

  • www.nusabali.com-kasus-dbd-di-denpasar-tembus-1165

DENPASAR, NusaBali - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Denpasar hingga 24 Agustus 2024 tercatat 1.165 kasus.

Meski sejak Juni 2024 ada kecenderungan penurunan kasus, namun masyarakat diimbau tetap melakukan antisipasi dengan giat melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar, sampai 24 Agustus 2024, jumlah kasus di tahun 2024 ini sudah tembus 1.165. Adapun rincian kasus DBD per bulan, pada Januari sebanyak 34 kasus, Februari sebanyak 42 kasus. Pada Maret tercatat sebanyak 122 kasus, April sebanyak 288 kasus. Selanjutnya pada Mei sebanyak 363 kasus, Juni 195 kasus, Juli 83 kasus, dan hingga 24 Agustus sebanyak 38 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Candrawati, Rabu (28/8), menyatakan kasus DBD di Denpasar sudah mulai menurun. Penurunan ini terus terjadi sejak Juni 2024. “Sudah mengalami penurunan untuk kasus di Denpasar. Sampai 24 Agustus jumlah kasus terdata sebanyak 1.165,” kata Ayu Candrawati. 

Kondisi kasus DBD tahun ini sudah hampir menyamai kasus DBD untuk periode yang sama di 2023. Adapun untuk tahun 2023, jumlah kasus sebanyak 1.206 dengan rincian, Januari sebanyak 296, Februari sebanyak 255, Maret sebanyak 230, April sebanyak 186, Mei sebanyak 158, dan Juni sebanyak 81 kasus.

Meski sudah menurun, Ayu Candrawati mengimbau agar masyarakat tetap melakukan antisipasi. Dia berharap peran serta masyarakat melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk atau PSN sepekan sekali. Apalagi menurutnya, telur nyamuk bisa bertahan hingga 6 bulan, sehingga PSN ini sangat penting dilakukan.

“Langkah-langkah penanggulangan DBD yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan sosialisasi tentang DBD (melalui radio, media sosial, dan sekolah), kegiatan pemantauan jentik oleh Jumantik (juru pemantau jentik), kegiatan gertak PSN oleh Jumantik di setiap banjar, lomba PSN, pelaksanaan fogging fokus, fogging ULV, dan pelaksanaan fogging massal (pengasapan),” imbuhnya.

Di samping itu, para Jumantik juga tetap melakukan kunjungan rumah untuk ikut memantau jentik dan sekaligus mengedukasi masyarakat. Dia mengatakan, jangan sampai dilakukan fogging setiap minggu, karena di samping biayanya tinggi, efek dari asap fogging juga tidak baik untuk kesehatan. “Untuk itu, peran masyarakat tetap diharapkan untuk mandiri PSN di lingkungan masing-masing,” ucap Ayu Candrawati. 7 mis

Komentar