Binaraga Tunggu Test Doping IADO
Test doping itu kebijakan PP PBFI yang berkerjasama dengan IADO. Jadi, seluruh atlet harus standby. Karena test itu benar-benar rahasia dan baru diberitahu atau diinformasikan sehari sebelum test.
DENPASAR, NusaBali
Pengurus Provinsi Persatuan Binaraga dan Fitness Indonesia (PBFI) Bali masih menunggu jadwal test doping para atletnya, sebelum berlaga di PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara. Sejauh ini, lima atlet binaraga PON dalam kondisi siap menjalani test doping yang akan diselenggarakan Indonesia Anti Doping Organization (IADO), mewakili Word Anti Doping Agency (WADA).
Pelatih PON Binaraga Bali, Made Widiasa Pasputra yang didampingi sesame pelatih lainnya, I Nyoman Riawan, mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu keputusan pengurus pusat PBFI yang berkerjasama dengan IADO dan WADA untuk melaksanakan test doping terhadap seluruh atlet yang turun di PON nanti. Apalagi, test doping itu bersifat rahasia, sehingga tidak ada yang tahu kepastiannya.
"Kalau sampai saat ini belum test. Ya, kami di PBFI Bali sifatnya hanya menunggu dan selalu siap jika dilakukan test kapan saja," ungkap Widiasa Pasputra, Jumat (30/8).
Widiasa juga tidak memungkiri dari berbagai informasi didapat, seluruh Pengprov PBFI belum ada yang melaksanakannya. Dia memperkirakan test akan dilaksanakan usai lomba pada 10-11 September. Usai laga, atlet yang meraih medali langsung dilakukan test doping. Maka, seluruh atlet binaraga Bali saat ini siap kapanpun dan dimana dilaksanakan tes doping.
"Untuk test doping itu kebijakan PP PBFI yang berkerjasama dengan IADO. Jadi, seluruh atlet harus standby kapan saja. Karena test itu benar-benar rahasia dan baru diberitahu atau diinformasikan sehari sebelum test," tegas Widiasa Pasputra, yang juga Wakil Ketua PBFI Bali ini.
Meski demikian, Widiasa mengaku seluruh atlet dan pendamping yang turun pada PON diwajibkan mengantongi sertifikat Education and Learning Platform (ADEL). Sertifikat itu, kata Widiasa, menjadi syarat mengikuti PON, karena sertifikat itu juga pengetahuan tentang doping.
"Seluruh atlet dan pendamping dari PBFI Bali sudah kantongi sertifikat itu. Ini sebagai syarat dan itu didapat melalui test serta harus sesuai dengan nilai yang ditetapkan," kata Widiasa
Di tengah menunggu keberangkatan ke PON, Widiasa mengaku, para atlet saat ini dalam persiapan maksimal. Yang mana, ke lima atlet sudah sesuai dengan berat badan pada nomor mereka. Dia juga tidak memungkiri para atlet sudah bekerja keras untuk meraih hasil maksimal di PON nanti.
"Persiapan sudah matang dan tinggal nantinya turun pada kejuaraan saja. Atlet Binaraga Bali akan memberikan yang terbaik pada PON nanti," kata Widiasa Pasputra.
Sementara itu, tim Binaraga PON Bali mulai fokus dan menjalani fase conditioning. Menurut Nyoman Riawan, saat ini kondisi otot para binaragawah sudah masuk masa conditioning, dengan terus mengikis lemak di kulit dan mengurangi kadar air.
Hal itu, kata Riawan, jadi tantangan berat binaragawan Bali. Fase inilah dianggap krusial karena harus defisit kalori dan melepas karbohidrat berlebihan. Menurutnya, asupan protein tinggi juga penting.
Menyoal target itu sendiri diakui Riawan, Tim Binaraga PON Bali memasang target yang realistis. Tiga perunggu menjadi target yang dipancang. Pancangan target itu disebutkan Nyoman Riawan karena mengacu pada Babak Kualifikasi PON 2023.
Kelima atlet Binaraga PON Bali, yakni Imam Sutikno di kelas 65 kg, Ahmad Alvian di kelas 75 kg, dan Herwin Adianto yang turun di kelas 85 kg. Sedangkan dua binaragawan lainnya, Zainul Arifin turun di kelas 60 kg dan Agung Satrio Putri di kelas Men’s Athletic Phisic. dar
1
Komentar