PKM Unwar Bantu Kembangkan Usaha Batako di Desa Muncan
PKM Unwar
Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
Universitas Warmadewa
industry pengolahan pasir
Batako
Desa Muncan
COVID-19
UMKM
AMLAPURA, NusaBali.com - Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Warmadewa (Unwar) kembali hadir untuk mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali. Kali ini, program tersebut berfokus pada pengembangan industri pengolahan pasir menjadi batako di Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sempat melumpuhkan berbagai sektor usaha. Namun, UMKM justru mengalami peningkatan signifikan dalam kuantitas usaha. Banyak masyarakat yang terdampak pandemi dan kehilangan pekerjaan di sektor formal beralih ke UMKM untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Salah satu UMKM yang tetap bertahan dan bahkan berkembang di tengah pandemic adalah industry batako di Desa Muncan. Desa ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti pasir dan air, yang menjadi bahan baku utama dalam produksi batako. Selain itu, tenaga kerja di desa ini sebagian besar adalah petani, sehingga mudah untuk mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi.
I Made Suara, seorang pengusaha batako di Banjar Dinas Pakudansih, Desa Muncan, mengakui bahwa meskipun usahanya telah berjalan selama lebih dari lima tahun, masih banyak tantangan yang dihadapi. "Kami belum memiliki strategi pemasaran yang optimal dan peralatan yang kami miliki juga belum mendukung produksi dalam skala besar," ujar I Made Suara.
Universitas Warmadewa melalui PKM Unwar 2024, berupaya membantu I Made Suara dan pelaku UMKM lainnya untuk meningkatkan kinerja usaha mereka. Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, S.E., M.Si., yang memimpin kegiatan pengabdian masyarakat ini, menjelaskan bahwa sebagai lembaga pendidikan tinggi, Unwar memiliki tanggungjawab sosial untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
"Kami melakukan penyuluhan kepada mitra UMKM mengenai strategi pemasaran dan peningkatan kuantitas produksi," kata Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa. Salah satu materi penyuluhan disampaikan oleh Putu Indah Hapsari, S.E., M.M., yang membahas tentang cara memperluas pangsa pasar melalui kerjasama dengan toko bangunan dan kontraktor. "Dengan memperluas jaringan kerjasama, kami berharap produk batako dari Desa Muncan dapat lebih dikenal dan diterima oleh pasar yang lebih luas," tambah Putu Indah Hapsari.
Selain itu, I Made Aditya Pramartha, S.E., M.Si., Ak., juga memberikan penyuluhan terkait metode untuk meningkatkan kuantitas produksi. "Kami mengajarkan mitra untuk memahami batas kemampuan dan kuantitas produksi mereka agar dapat meningkatkan output dengan efisien," jelas I Made Aditya Pramartha.
Dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi, Unwar juga memberikan bantuan berupa bahan-bahan seperti semen, asbes, dan kayu untuk memperluas gudang penyimpanan batako. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kuantitas produksi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan para pelaku usaha.
Produksi batako di Desa Muncan tidak terlepas dari keberadaan bahan mentah yaitu pasir dan air yang melimpah sehingga produksinya kedepan dapat terjaga secara berkelanjutan.
Dari sisi permintaan, batako merupakan bahan dasar pembangunan rumah yang permintaannya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, seiring dengan permintaan pembangunan rumah masyarakat yang terus meningkat.
Desa Muncan menjadi salah satu akses jalan angkutan truk pasir dari Galian C lokasi di Desa Sebudi dan Desa Pura yang merupakan pusatgalian di Kecamatan Selat, sehingga memudahkan dalam memperoleh bahan baku pasir untuk menggerakkan produksi batako press.
Selain itu faktor tenaga kerja juga sangat mudah diperoleh di Desa Muncan, mengingat sebagian besar penduduk setempat adalah petani yang sangat mudah mengerjakan produksi batako. Alasan lain semakin pentingnya produksi batako adalah keberadaan tanah liat sebagai bahan baku batu bata merah yang semakin terbatas sehingga keberadaan produksi batako dengan bahan dasar pasir dan campuran semen menjadi alternatif.
Program kemitraan yang dilaksanakan pada bulan Juli 2024 ini menunjukkan komitmen Universitas Warmadewa dalam mendukung pengembangan UMKM di Bali, khususnya dalam menghadapi tantangan ekonomi pasca-pandemi. 7
Komentar