nusabali

‘Stories of Jambangan’ Ceritakan Kehidupan Mebanjar

Saat Seni Lukisan Menggunakan Perkakas Dapur

  • www.nusabali.com-stories-of-jambangan-ceritakan-kehidupan-mebanjar

SINGARAJA, NusaBali - Sebuah wajan bekas yang dipajang di galeri di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, menarik perhatian sejumlah pengunjung pameran, Jumat (30/8) siang. Perkakas dapur yang biasanya digunakan untuk memasak tersebut digunakan sebagai medium karya seni lukis.

Karya berjudul ‘Stories of Jambangan’ itu dibuat oleh Ketut Andi Palwika, 24, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Undiksha. Sang seniman melukiskan cerita wajan dan irisannya dengan aktivitas mebanjar atau kehidupan di banjar. Lukisan itu ditorehkan dengan gaya prasi seperti di atas lontar. Bedanya digores di bagian bawah wajan yang sudah gosong.

Andi membuat karya tersebut selama tiga minggu. Sebelumnya, karya berdiameter 60 centimeter x 60 centimeter itu, ia rancang setelah mendapatkan inspirasi dari dosennya. “Awalnya ingin mencoba media baru. Karya seni sekarang tidak memandang media bahan yang dipakai, yang penting cipta. Ide awalnya dari narasi di lontar,” kata dia ditemui belum lama ini. 

Diceritakan, wajan yang digunakan untuk medium lukisan itu didapatkan dari STT asalnya di Banjar Pande, Desa/Kecamatan Kediri, Tabanan. Andi menukar wajan bekas tersebut dengan yang baru. Wajan bekas dipilih karena bagian bawahnya sudah berkerak hitam. Kerak hitam itu dijadikan latar penceritaan dalam lukisannya.

Di wajan itu Andi menggambar kehidupan adat sehari-hari di bale banjar. Ia memvisualisasikan krama bergotong royong nampah babi, menggelar upacara ngaben, hingga membuat ogoh-ogoh. “Menceritakan bagaimana panci ini menghubungkan semua orang di STT. Jadi ceritanya kehidupan adat budaya sehari-hari,” sambung dia.

Pada awalnya Andi membuat sketsa gambar di atas kertas sebelum ditorehkan di wajan menggunakan bor. Ia menyebut bagian tersulit adalah saat saat melukis pada bagian wajan yang teksturnya sedikit tebal. Sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk membersihkan kerak di wajan. 

Mahasiswa Semester XIII ini mengaku baru kali pertama melukis dengan medium wajan. Biasanya ia membuat karya prasi atau patung. Pembuatan karya lukis di medium wajan ini pun dianggap lebih menantang dan kompleks baginya. Selain karena ukurannya, bentuknya yang melengkung membutuhkan kesabaran khusus saat membuatnya.

Kini Andi merasa lebih tertantang. Ia berencana membuat karya lukis yang sama dengan media yang lain seperti gong bekas ataupun panci. “Mungkin karya selanjutnya rencananya akan membuat di medium yang lebih besar,” tutup dia. mzk

Komentar