Ikhtiar Menanggulangi Mpox
JAKARTA, (ANTARA) - Mpox yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox atau cacar monyet menjadi perhatian publik di dunia beberapa waktu belakangan seiring penetapan status kegawatdaruratan global akibat wabah infeksi virus penyakit ini untuk kedua kalinya oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Penularan
Penularan Mpox antar-manusia terjadi akibat kontak jarak dekat dengan sekresi saluran pernapasan, darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa yang mengandung virus dari penderita Mpox.
Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui kontak erat yang terjadi dalam waktu lama dengan orang yang terinfeksi Mpox, terlebih yang terpapar droplet maupun berhubungan seksual. Definisi lama pada kasus ini adalah lebih dari empat jam.
Penularan pun dapat terjadi apabila seseorang menggunakan atau menyentuh pakaian, sprei, selimut, maupun permukaan yang sebelumnya digunakan maupun telah terkontaminasi cairan tubuh atau cairan pada lepuhan orang yang menderita Mpox.
Seorang wanita yang hamil dan sedang terinfeksi Mpox bisa saja menularkan penyakit ini ke janinnya, maupun ketika proses persalinan melalui kontak kulit ibu dan bayi
Dilaporkan bahwa angka keparahan Mpox berkisar antara 1-10 persen dengan jumlah kematian terbanyak pada kelompok usia muda.
Kasus yang parah lebih banyak terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.
Kasus kematian sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imun belum sempurna.
Hingga saat ini, belum ditemukan antivirus untuk penyakit Mpox, sama dengan penyakit lain yang setara dengan Mpox. Namun Mpox dapat dicegah dengan vaksinasi cacar smallpox.
Selain itu, penularan dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir, dengan teknik mencuci tangan yang benar.
Lalu, menghindari kontak langsung dengan tikus, primata, atau hewan yang mati mendadak maupun sedang sakit dan menghindari kontak fisik dengan penderita atau material yang terkontaminasi penderita Mpox.
Apabila melakukan kontak dengan penderita Mpox tidak terhindarkan, maka gunakan alat pelindung diri ketika merawat orang yang terinfeksi Mpox.
Hal yang tak kalah penting yakni memasak makanan hingga matang, terutama untuk daging maupun jeroan hewan. Upaya lainnya yakni menerapkan perilaku seks yang aman dengan tidak bergonta-ganti pasangan, serta tunda, atau setidaknya menggunakan kondom, ketika berhubungan intim dengan penderita Mpox.
Masyarakat perlu menggunakan masker untuk mencegah penularan Mpox ketika terpaksa berjumpa orang lain, membersihkan rumah, terutama permukaan benda yang sering disentuh oleh banyak orang, secara rutin.
Kemudian, pelaku perjalanan yang kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan. Pasien Mpox wajib diisolasi atau karantina mandiri, agar tidak menularkan virus ke orang lain.
Komentar