nusabali

PPK Ormawa UKM KSR-PMI Unud Sosialisasi Toga dan Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik di Desa Selemadeg

  • www.nusabali.com-ppk-ormawa-ukm-ksr-pmi-unud-sosialisasi-toga-dan-pelatihan-pengolahan-sampah-plastik-di-desa-selemadeg
  • www.nusabali.com-ppk-ormawa-ukm-ksr-pmi-unud-sosialisasi-toga-dan-pelatihan-pengolahan-sampah-plastik-di-desa-selemadeg

TABANAN, NusaBali.com – PPK Ormawa UKM KSR-PMI Universitas Udayana (Unud) sukses menarik perhatian warga Desa Selemadeg, Tabanan, melalui kegiatan Sosialisasi Konservasi Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan Pelatihan Pengolahan Sampah Plastik.

Kegiatan pada Minggu, 25 Agustus ini merupakan bagian dari Program Kampung Toga yang berlangsung sejak Juni hingga Oktober 2024, bertujuan untuk memperkenalkan dan mengembangkan konservasi tanaman obat serta inovasi dalam pengolahan sampah plastik.

Ketua Tim Pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan  Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Universitas Udayana (PPK Ormawa UKM KSR-PMI Unud), Ni Luh Febby Narita Suryawati, menyampaikan kegembiraannya melihat antusiasme warga dalam mengikuti program tersebut. 

“Melihat bagaimana partisipasi masyarakat desa sekarang, saya merasa senang dan bangga atas kerja keras yang telah kami kerahkan sejauh ini. Melihat masyarakat aktif bertanya mengenai Toga dan cara pengolahan sampah plastik, saya menjadi kembali bersemangat untuk menyelesaikan program ini sampai akhir,” ujarnya dengan penuh semangat.

Program Kampung Toga telah berhasil menanam 11 jenis tanaman obat di kawasan TPS3R Desa Selemadeg. Tanaman-tanaman ini diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat setempat. Selain itu, pelatihan pengolahan sampah plastik yang diadakan pada Minggu lalu menarik perhatian warga dengan kehadiran Ketua Yayasan Punggul Hijau sebagai narasumber, bersama dengan Dosen Pendamping tim PPK ORMAWA, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sucipta, M.P.


Prof. Sucipta mengingatkan pentingnya inovasi dalam menangani masalah sampah plastik yang kian mendesak. “Untuk mengatasi masalah ini secara perlahan, perlu dilakukan inovasi. Inovasi seperti ini lah yang dibutuhkan oleh Desa Selemadeg,” katanya sambil menunjuk hasil karya pengolahan sampah plastik yang dipamerkan.

Ketua Yayasan Punggul Hijau, I Gusti Nyoman Jelantik, menjelaskan bahwa meskipun pengolahan sampah plastik terlihat rumit, sebenarnya prosesnya mudah jika dilakukan dengan alat yang tepat. "Berbicara mengenai sampah plastik itu tidak sulit. Yang sulit itu tidak mau," ujarnya dengan nada tegas.

Perbekel Desa Selemadeg, I Wayan Arsa Wikanta, juga menyatakan dukungannya terhadap program ini, terutama dalam pengolahan sampah plastik yang dianggapnya sangat potensial. “Pengolahan sampah plastik ini dapat menjadi solusi bagi masalah dunia. Jika Desa Selemadeg berhasil memulainya dan diikuti oleh desa-desa lain, bukan tidak mungkin permasalahan mengenai sampah akan segera terselesaikan,” tambahnya dengan optimisme.

Salah satu peserta pelatihan, Ibu Prana, warga Desa Selemadeg, berharap program ini dapat terus berjalan. “Selain membuat desa menjadi bersih, program ini juga membuka lapangan pekerjaan baru di desa kami,” harapnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan Desa Selemadeg dapat menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah plastik dan pemanfaatan tanaman obat yang berkelanjutan. 7

Komentar