Test Doping Usai Terima Medali
PBFI Bali Berharap Atlet Binaraga Bebas Obat-obatan
Atensi pada cabang olahraga binaraga, berkaca dari kejadian kasus doping pada PON Papua 2020. Dari temuan lima atlet yang terindikasi menggunakan doping, empat diantaranya dari binaraga.
DENPASAR, NusaBali
Indonesia Anti Doping Organization (IADO) memastikan test doping terhadap atlet dilaksanakan usai pertandingan atau setelah meraih medali. Menariknya, cabang olahraga binaraga menjadi atensi khusus karena adanya temuan pada PON Papua lalu.
Hal ini pun disambut baik Persatuan Binaraga dan Fitness Indonesia (PBFI) Bali dan berharap seluruh atlet dari Pulau Dewata itu tidak menggunakan obat-obatan.
Ketua Umum Indonesia Anti Doping Organization, Gatot S Dewa Broto tidak memungkiri tes doping dilaksanakan saat pertandingan di masing-masing cabang olahraga usai. Yakni, saat para atlet meraih medali, kata Gatot, pihaknya langsung melaksanakan pemeriksaan kepada atlet bersangkutan.
"Untuk cabang olahraga itu diambil sample masing-masing atletnya usai menerima medali. Baik yang di Aceh maupun yang di Sumatera Utara," kata Gatot S Dewa Broto, saat konferensi pers di Jakarta.
Menurut Gatot, yang menjadi atensi pihaknya adalah cabang olahraga binaraga. Hal ini berkaca dari kejadian kasus doping pada PON Papua 2020. Dari temuan lima atlet yang terindikasi menggunakan doping, empat diantaranya dari binaraga. Maka, cabang olahraga Binaraga memiliki catatan khusus pada PON Aceh dan Sumatera Utara.
"Untuk binaraga ada perlakuan khusus. Para atlet diwajibkan memiliki sertifikat Anti Doping Education and Learning (ADEL). Ini untuk mencegah terjadi lagi kasus doping dari cabor itu," sebut Gatot S. Dewa Broto.
Sementara Wakil Ketua Umum Pengprov PBFI Bali, Made Widiasa Pasputra tidak memungkiri kalau Cabor Binaraga yang sangat ketat dalam test doping di PON nanti. Yang mana, test doping itu diselenggarakan setelah pengumuman juara di masing-masing kelasnya, utamanya yang meraih juara 1 - 3.
"Bukan setelah event, tapi pas event habis pengumuman juara langsung tes doping. Kita berharap yang terbaik, semoga semua atlet Binaraga Bali terbebas/negatif dari doping," kata Widiasa Pasputra.
Menurut salah satu pelatih binaraga, Nyoman Riawan, saat ini kondisi otot para binaragawah sudah masuk masa conditioning, dengan terus mengikis lemak di kulit dan mengurangi kadar air. Hal itu, kata Riawan, jadi tantangan berat binaragawan Bali. Fase ini dianggap krusial karena harus defisit kalori dan melepas karbohidrat berlebihan.
Menyoal target diakui Riawan, Tim Binaraga PON Bali memasang target yang realistis. Tiga perunggu menjadi target dengan mengacu babak kualifikasi PON 2023.
Kelima atlet Binaraga PON Bali, yakni Imam Sutikno di kelas 65 kg, Ahmad Alvian di kelas 75 kg, dan Herwin Adianto yang turun di kelas 85 kg. Sedangkan dua binaragawan lainnya, Zainul Arifin turun di kelas 60 kg dan Agung Satrio Putri di kelas Men’s Athletic Phisic. dar
Komentar