RTLH Sasar 23 Desa Dengan Kasus Stunting dan Dampak Bencana
SINGARAJA, NusaBali - Pemerintah Kabupaten Buleleng menyiapkan kembali rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Tahun ini ada sebanyak 135 unit rumah RTLH yang akan diberikan bantuan perbaikan.
Target sasarannya adalah masyarakat yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di desa dengan kasus stunting sebanyak 130 unit dan 5 unit lainnya untuk perbaikan kerusakan akibat bencana alam.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng Ni Nyoman Surattini, Senin (2/9) kemarin mengatakan, tahun ini target sasaran RTLH diprioritaskan untuk penanganan stunting. Namun warga yang disasar mendapatkan bantuan tetap mengacu pada DTKS.
“Kalau yang miskin ekstrim sudah tuntas tahun lalu, tahun ini sasarannya lebih ke masyarakat kurang mampu untuk penanganan stunting. Bantuan RTLH tahun ini tersebar di 23 desa delapan kecamatan, hanya di Kecamatan Sawan yang tidak ada sasaran,” ucap Surattini.
Masing-masing penerima bantuan RTLH dari DTKS akan diberikan dana stimulan perbaikan rumah Rp 20 juta. Sedangkan untuk rumah dampak bencana hanya diberikan bantuan Rp 7,5 juta per unit. Surattini menyebut bantuan tersebut akan di swakelola oleh masing-masing penerima.
Bantuan tersebut pun sudah mulai cair. Bahkan ada yang sudah berproses ke tahap pembangunan. Rata-rata progres perkembangan proyek RTLH sudah di angka 34 persen. “Prosesnya tidak bersamaan karena swakelola. Harapannya bisa selesai dalam waktu dua bulan sebelum akhir tahun ini,” imbuh Surattini.
Sementara itu penanganan RTLH di Buleleng sejak tahun 2017 lalu hingga 2023, sudah dituntaskan sebanyak 8.190 unit dari total 12.470 unit. Sedangkan sisanya 4.280 unit akan ditangani secara bertahap. Surattini menyebut data kemiskinan dan RTLH sangat dinamis, sehingga perlu keterlibatan semua pihak. Terutama operator di masing-masing desa yang terkoneksi dengan sistem informasi Si Permata milik Disperkimta, yang berperan mengusulkan bantuan RTLH.7 k23
Komentar