Harga Naik, Kopi Picu Inflasi di Bali
Produksi kopi di dunia alami penurunan, sehingga harga kopi di Bali terkerek naik
DENPASAR, NusaBali
Fenomena naiknya harga kopi menjadi salah satu komoditas pemicu inflasi bulanan di Bali yakni bulan Agustus sebesar 0,10 persen. Memang tidak dominan, namun kopi yaitu kopi bubuk termasuk dalam 5 besar kelompok komoditas penyumbang inflasi.
Selain kopi, ada daging babi, biaya pendidikan akademi/perguruan tinggi, beras dan biaya pendidikan sekolah menengah pertama.
Hal tersebut terungkap dari pemaparan Plt Kepala BPS Provinsi Bali, I Made Agus Adnyana, Selasa (2/9). Dari penjelasannya, daging babi memberi andil tertinggi inflasi yakni 0,08 persen. Disusul biaya pendidikan akademi/ perguruan tinggi 0,06 persen. Sedangkan kopi bubuk berkontribusi 0,05 persen, beras juga 0,05 persen dan biaya pendidikan sekolah menengah pertama 0,04 persen.
Dikatakan Agus Adnyana, sebelumnya ada beberapa catatan peristiwa yang mendahului yang berpengaruh terjadinya inflasi. Terkait kopi, adanya gangguan cuaca panas dan kondisi yang kering pada negara-negara penghasil kopi menyebabkan produksi kopi mengalami penurunan. Selain itu, petani di negara tersebut beralih dari kopi ke tanaman lain.
Hal itu berpengaruh terhadap harga kopi di tingkat produsen atau penghasil. “Demikian juga dengan harga kopi yang dibayarkan konsumen,” ujarnya. Menurutnya, fenomena tersebut berdampak terhadap harga konsumen dan nilai tukar petani.
Peristiwa lain yang juga berpengaruh terhadap inflasi adalah masa tahun ajaran baru. Walaupun berlangsung pada Juli 2024, namun dimulainya tahun ajaran baru, mendorong kenaikkan biaya sekolah, yang berdampak sampai bulan Agustus 2024.
Sementara terkait dengan daging babi, BPS kata Agus Adnyana mencatat terjadi peningkatan permintaan babi dari luar daerah, dari Sulawesi Utara dan Kalimantan. Hal itu disebabkan berkurangnya pasokan karena terjadinya penyakit flu babi atau virus ASF (African Swine Fever) pada triwulan I 2024.
“ Sehingga pasokan untuk saat ini berkurang,” ujarnya. Sebelumnya kalangan petani kopi di Bali menyatakan gembira dengan kenaikkan harga kopi tersebut. Salah satunya harga kopi jenis robusta yang dibudidayakan di petani di Pupuan Tabanan.
I Made Sianta, salah seorang petani setempat menuturkan harga kopi mencapai Rp62.000 perkilo dari sebelumnya hanya Rp30.000 perkilo pada tahun 2023. “Astungkara pendapatan petani terbantu,” ujarnya.
Petani kopi ‘terbantu’ naikknya harga kopi petani, karena turunnya produksi kopi di negara-negara penghasil kopi dunia, diantaranya Brazilia dan Pakistan. K17.
Komentar