Pemprov Dorong Desa Wisata Mandiri
Mendukung kolaborasi dewi dengan Kampus untuk pemberdayaan
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali, yakni Dinas Parwisata menyambut baik serta mendukung kolaborasi antara desa wisata dengan kalangan kampus untuk peningkatan pemberdayaan desa wisata (dewi). Harapannnya desa wisata semakin eksis, maju dan mandiri.
Hal tersebut terkait program kemitraan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk desa wisata dengan menggandeng kalangan perguruan tinggi/kampus.
“Pemerintah tentu sangat mendukung kemitraan tersebut, agar desa wisata lebih maju dan mandiri,” ujar Kabid Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata Bali, Ida Bagus Adi Laksana mengatakan Rabu (4/9).
Menurutnya program kemitraan dari Kemendikbudristek tersebut, sejalan dengan syarat 4 K ‘penetapan’ desa wisata. 4 K tersebut adalah Kajian, Komitmen, Kesiapan regulasi dan Kolaborasi.
“Untuk memutuskan terwujudnya desa wisata, harus didasari kajian yang benar, kemudian memastikan komitmen dalam pengelolaan. Setelah itu kesiapan regulasi atau aturannya. Kalau regulasinya sudah pasti. Salah satunya Perda 5/2020 Tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali,” jelasnya.
Dan yang keempat adalah kolaborasi, wujudnya bisa kerjasama, kemitraan dengan stakeholder lain. Tujuannya untuk kemajuan dan kemandirian desa wisata. Menurutnya bentuk kemitraan, diantaranya kehadiran kampus atau perguruan tinggi ke desa wisata untuk pengbdian kemasyarakatan, merupakan salah satu wujud kolaborasi tersebut.
“Ada penelitian, FGD (focus grup discussion) maupun bentuk pendampingan lainnya,” lanjut Gus Adi. Terpisah Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata (Forkomdewi) Bali, I Made Mendra Astawa mengatakan pendampingan kalangan kampus untuk desa wisata diharapkan mampu memperkuat eksistensi desa wisata.
“Melalui pendampingan tersebut tata kelelola desa wisata kuat,” ujarnya. Menurut Mendra Astawa di Bali tercatat ada 239 desa wisata. Untuk pemberdayaan dan peningkatan tata kelolanya, menurut Mendra Astawa kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan support lainnya dibutuhkan.
“Karena itulah dalam rangka pengabdian kemasyarakatan, Forkomdewi mendukung kampus terjun ke desa wisata memberi pendampingan,” kata Mendra Astawa. Tidak hanya alam, budayanya, namun sumber daya lainnya dari desa wisata seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan potensi lainnya bisa lebih diberdayakan lagi.
Tak hanya berhenti pada predikat, namun diharapkan desa wisata nyata memberi dampak pada peningkatan perekonomian masyarakat desa wisata bersangkutan. K17
Komentar